Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Maitreya Permai, Vihara Pertama di Bintan
Oleh : Harjo/Dodo
Jum'at | 08-06-2012 | 14:36 WIB

TANJUNGUBAN, batamtoday - Vihara Maitreya Permai yang terletak di Jalan Industri Lobam, Tanjunguban merupakan rumah ibadah penganut agama Buddha yang pertama didirikan di Bintan.

Vihara ini dibangun sejak tahun 1999 di atas lahan seluas 448 meter persegi dan pengelolaannya di bawah Yayasan Surya Budhi Agung yang dipimpin oleh seorang Pandita Wirya Candra. 

Yen Ti, salah seorang pandita muda di vihara tersebut kepada batamtoday pada Jumat (8/6/2012) menjelaskan vihara yang memiliki 150 umat tersebut diurus oleh dirinya dengan dibantu  oleh Ongku dan Yuli Ernawati yang dipanggil Yu Lik. 

"Umat yang aktif melakukan bakti puja (beribadah) di vihara sekitar 150 orang. Rata-rata berdomisili di wilayah Bintan Utara dan sekitarnya," kata Yen Ti.

Dikatakan, di dalam vihara tersebut terdiri beberapa ruangan bangunan yang terpisahkan, seperti ruang Bakti Shala digunakan untuk bakti puja (beribadah) dan ruang kelas untuk sekolah Minggu, bagi anak-anak yang sebagian besar warga etnis Tionghoa.

Untuk kegiatan keagamaan besar seperti hari besar Waisak, perayaannya selalu dipusatkan di vihara ini dan selalu dipimpin oleh Pandita Wirya Candra atau Pandita Sakuan. Sementara  untuk peribadatan harian, dipimpin oleh Yen Ti. Peribadatan sendiri dalam satu harinya, dilakukan oleh umat Vihara tersebut sebanyak tiga kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan malam.

Sementara itu, untuk sekolah Minggu dalam pengelolaanya dipercayakan kepada Yu Lik. Dalam kegiatan belajar dan mengajar,  Minggu ini diajarkan bakti puja siswa, bimbingan moral, seni budaya seperti tarian kasih semesta dan senam ceria.

Dalam perjalanannya, Vihara ini memiliki motto “mencintai kehidupan sendiri dan mencintai kehidupan orang lain, melindungi memuliakan kehidupan sendiri dan kehidupan orang lain”.

Tidak hanya itu, terkait masalah makanan yang dikonsumsi oleh warga Vihara ini juga 100 persen vegetarian yaitu mengonsumsi barang-barang, berupa dari tumbuhan atau dari bahan baku yang tidak bernyawa, dengan kata lain kepercayaan dari umat vihara ini, tidak menyebabkan penderitaan pada makhluk lain.