Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nunggak Cicilan Rumah 7 Bulan Akibat Pandemi, Walter Diintimidasi Suruhan Developer Rexvin
Oleh : Irwan Hirzal
Jumat | 18-09-2020 | 16:44 WIB
nunggak-7.jpg Honda-Batam
Kediaman Walter Sudirman Jemparu, Perumahan Rexvin blok D Lavender nomor 23 A, Dapur 12, Sagulung, Kota Batam. (Foto: Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Walter Sudirman Jemparu mengaku mengalami intimidasi dan teror dari sekelompok orang suruhan pengembang Perumahan Rexvin di Dapur 12, Kecamatan Sagulung, Kota Batam.

Saat ditemui di kediamannya, Perumahan Rexvin blok D Lavender nomor 23A, Walter Sudirman Jemparu menuturkan, intimidasi dan teror itu datang setelah cicilan rumahnya menunggak selama 7 bulan.

Tunggakan cicilan itu, kata Walter, akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia, juga Indonesia saat ini. Di mana, penghasilannya selama pandemi ini menurun drastis hingga tertunda untuk membayar cicilan rumah ke pihak pengembang.

"Saya menunggak pembayaran rumah sejak bulan Maret 2020 lalu. Lantaran tidak membayar cicilan perjanjian pembelian rumah secara cash bertahap, pihak developer membatalkan perjanjian kontrak secara sepihak dan menurunkan sejumlah orang guna melakukan pengosongan rumah, dengan intimidasi dan teror," ungkapnya, Jumat (18/9/2020).

Dikatakan Walter, rumah yang dia tempati bersama keluarganya saat ini, dibeli dengan cara menyicil pada Maret 2019. Sejak pembelian awal hingga Februari 2020, Walter mengaku masih membayar cicilan tepat waktu.

"Tetapi karena pendemi ini, mulai Maret 2020 saya tidak bayar. Devoloper pun langsung membatalkan perjanjian kontrak pembelian rumah secara sepihak," ujarnya.

Ia mengatakan, cicilan yang harus dibayar setiap bulan sebesar Rp 4.800.000. Setelah terjadi tunggakan, pihak devoloper tidak pernah memberikan pemberitahuan kepadanya terkait akan adanya pengosongan rumah.

"Yang ada saya langsung dikirim surat pembatalan kontrak, itupun suratnya dikirim melalui JNE. Padahal saya sudah menjalani cicilan selama satu tahun," kata dia.

Mirisnya, kata Walter, pihak devoloper menurunkan sejumlah orang tidak dikenal yang datang ke rumahnya. Kedatangan sejumlah kelompok tersebut membuat keluarnya takut.

Bahkan saat sejumlah orang datang ke rumahnya, mereka langsung mencoret rumahnya dengan pilox warna merah dan menulis dinding rumahnya dengan tulisan 'disegel'. "Ini yang tidak bisa kita terima, kenapa pihak devoloper menurunkan sejumlah orang tanpa ada mediasi," herannya.

Ia juga mengatakan, keluarganya saat ini sangat ketakutan karena sekelompok orang yang suruhan pihak devoloper selalu meneror mereka. "Saya masih khawatir karena mertua dan anak-anak saya selalu di rumah, sedangkan saya sering berada di luar rumah," tutupnya.

Editor: Gokli