Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inovasi Penanganan Covid-19 Karya Anak Bangsa Dikenalkan ke Tingkat Dunia
Oleh : Redaksi
Jumat | 11-09-2020 | 18:05 WIB
diah-inovasi.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Diah Natalisa. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Penanganan Covid-19 tidak hanya dilakukan Pemerintah Indonesia. Dari gerakan masyarakat, muncul pula inovasi-inovasi yang menekan penyebaran penyakit yang disebabkan virus Corona tersebut.

Inovasi hasil karya anak bangsa itu dikenalkan dalam forum internasional bertajuk Coping with the Crisis: Multi-level System in Action oleh Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Diah Natalisa, Kamis (10/09/2020).

Sebut saja Swab Chamber dari Universitas Indonesia (UI), inovasi 1000 Promoters From Jago Preventive dari sektor perusahaan, Panggungharjo Tanggap Covid-19 yang diciptakan masyarakat Bantul, D.I Yogyakarta, serta inovasi Penyuluhan Keliling dari Kota Palembang, Sumatra Selatan. Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian PANRB, jumlah inovasi penanganan Covid-19 mencapai 1.204.

Diah menjelaskan, Swab Chamber yang diciptakan UI, memiliki pembatas atau sekat antara tim medis dengan pasien. Dengan bilik ini, petugas medis di bilik tersebut tidak memerlukan pakaian hazmat. Kontak langsung dengan pasien atau masyarakat bisa terhindar dengan baik, sehingga menjamin keselamatan petugas medis.

Contoh inovasi lain lahir dari sektor perusahaan swasta yang dinamakan 1000 Promoters From Jago Preventive. Gerakan ini adalah program relawan untuk menanggapi pandemi ini. Sebanyak 1.000 relawan yang menjadi promotor diharapkan mampu mendidik masyarakat mengenai pencegahan penularan Covid-19. Mereka juga melakukan edukasi melalui media sosial, dan mengajak masyarakat berpartisipasi dalam memutus rantai penularan Covid-19.

Inovasi juga muncul dari kelompok masyarakat sipil. Di Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta, masyarakat menciptakan gerakan Panggungharjo Tanggap Covid-19 atau PTC. Inovasi itu adalah sarana informasi dan mitigasi terkait pandemi Covid-19. PTC melibatkan beberapa ahli, seperti dokter spesialis, farmasi, dan sosok yang ahli dalam bidang sanitasi.

Berikutnya adalah inovasi dari Kota Palembang yang dinamakan Penyuluhan Keliling atau Pangling. Diah mengatakan, latar belakang lahirnya Pangling adalah tugas edukasi dan tanggung jawab setiap elemen masyarakat. Inovasi tersebut lahir di Desa Ulu, Kota Palembang. Kelompok pemuda, terutama wanita, melakukan hal kecil yang berdampak besar. Mereka mendidik anak-anak di lingkungannya untuk mencuci tangan secara berkala, serta jaga jarak fisik.

Pemberdayaan inovasi dari masyarakat merupakan strategi bottom-up, yang menjadikan publik atau kelompok masyarakat sebagai aktor utama penanganan Covid-19. Namun, tentu pemerintah juga memiliki strategi top down, yang didasari pada kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19.

Menurut Diah, inovasi Pangling menggunakan dana mandiri yang mereka cari sendiri. Mereka mengundang siapa saja yang ingin membantu, ataupun menjadi donasi dalam gerakan ini.

Diah menjelaskan, inovasi-inovasi tersebut dikumpulkan Kementerian PANRB untuk menghargai inovator dan menyebarkan praktik baik dalam percepatan penanganan pandemi. "Juga dapat menjadi pembelajaran dan pertukaran pengetahuan di tingkat nasional, bahkan internasional," ujar Diah dalam forum virtual tersebut, demikian dikutip laman resmi Kementerian PANRB.

Webinar internasional itu diselenggarakan oleh Secretariat of the Development Partners' Network on Decentralisation and Local Governance (DeLoG), bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB).

Selain Diah, webinar tersebut juga menghadirkan narasumber dari negara dan organisasi lain. Narasumber yang hadir dalam webinar itu ialah Mayor of Nepalgunj dari Nepal, Dhawal Shumshere Rana, Mayor Goyang City Korea Selatan, Lee Jae-joon, serta Secretary Local Government and Community Development, Punjab (Pakistan), Ahmed Javed Qazi.

Editor: Gokli