Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Banyak Terumbu Karang Rusak, Nelayan Tanjung Taluk Tuntut Kompensasi BIIE Lobam
Oleh : Harjo
Selasa | 04-08-2020 | 14:04 WIB
A-NELAYAN-TUNTUT-KOMPENSASI.jpg Honda-Batam
Rapat nelayan bersama pihak perusahaan BIIE di Tanjung Taluk Desa Teluk Sasah SKL. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Aktivitas perusahaan di Kawasan Industri Bintan (KIB) Lobam, termasuk kapal rig dan sejumlah kapal lainnya, yang mulai sering labuh jangkar di perairan Lobam, yang diduga menjadi penyebabkan rusaknya terumbu karang.

Nelayan Kampung Tanjung Talok, Desa Teluk Sasah, Kecamatan Serikuala Lobam (SKL), Kabupaten Bintan, pun akhirnya menuntut kompensasi kerusakan terumbu karang tersebut ke pengelola KIB Lobam PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE).

Dalam rapat bersama pihak BIE, Kades, Camat SKL dan unsur TNI Polri, yang dihadiri puluhan nelayan, kampung tersebut, Selasa (4/8/2020), perwakilan nelayan, Wahyudi, menyampaikan, masyarakat dan nelayan sangat mendukung perkembangan industri di KIB Lobam.

Namun karena dampaknya mempengaruhi pendapatan nelayan hingga 50 persen, kata Wahyudi, maka nelayan mengharapkan adanya konpensasi dari pihak kawasan setiap bulannya.

"Kalau masalah pendapatan, memang sudah lama dirasakan nelayan sangat sulit untuk mencari ikan di laut. Makanya kita meminta pihak kawasan memberikan konpensasi," tegas Wahyudi.

Wahyudi lebih jauh menjelaskan, para nelayan meminta konpensasi sebesar Rp 1 juta untuk setiap nelayan yang ada di TanjungbTaluk setiap bulannya, untuk jangka panjang. Agar kehidupan nelayan bisa lebih terbantu ekonominya.

Sementara perwakilan dari PT BIE Lobam, Alvin, berjanji akan menyampaikan seluruh poin tuntutan nelayan kepada atasannya.

"Perkembangan industri di KIB Lobam, jelas ada imbasnya bagi masyarakat. Namun perinsipnya, antara masyarakat yang ada disekitarnya dan kawasan harus sama-sama majubdan berkembanga," katanya.

Dia memastikan, terkait tuntutan nelayan yang akan disampaikan kepada pihak manajemen, pihak manajemen akan terbuka dengan permasalahan dari hasil pertemuan yang diselenggarakan.

Editor: Dardani