Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Realisasi Belanja Negara Hingga April 2020 Capai Rp 623 Triliun Lebih
Oleh : Redaksi
Sabtu | 23-05-2020 | 16:52 WIB
apbn-2020.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Penyesuaian Postur APBN Tahun 2020. (Kemenkeu)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah terus menjaga keberlangsungan fiskal di tahun 2020 di tengah tekanan wabah pandemi Covid-19.

Secara keseluruhan, realisasi APBN sampai dengan April 2020 dipengaruhi pandemi Covid-19 yang mengakibatkan penurunan penerimaan dan peningkatan kebutuhan belanja untuk penanganan wabah.

Realisasi belanja negara sampai akhir April 2020 mencapai Rp 623,98 triliun dari pagu APBN-Perpres 54/2020, yang dilakukan melalui belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp 382,53 triliun.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Keuangan (Menkeu) Suahasil Nazara dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Mei 2020 secara teleconference, Rabu lalu. "Belanja Pemerintah Pusat, kalau kita lihat belanja pegawai itu relatively flat, realisasinya sudah Rp 68 triliun. Sementara belanja barang Rp 52,9 triliun itu realisasi sampai 30 April adalah kontraksi 18,8% dibandingkan yang tahun lalu," jelas Wamenkeu, seperti dilansir laman resmi Setkab RI.

Menurut Wamenkeu hal ini berarti bahwa kementerian dan lembaga sudah mulai menyetop belanja barangnya sementara untuk belanja modal beberapa waktu yang lalu ketika di Januari dan Februari,pemerintah pusat mendorong untuk percepatan kontrak.

"Hal ini berakibat belanja modalnya juga menjadi lebih kuat. Realisasi sampai dengan 30 April Rp 20,7 triliun lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu yang Rp 15,9 triliun," ujarnya.

Menurut Wamenkeu, ini adalah karena di Januari dan Februari memang pemerintah mendorong percepatan kontrak dari belanja-belanja modal ini agar bisa lebih cepat dibelanjakan. "Sementara untuk belanja bantuan sosial saat ini adalah salah satu yang belanja yang di-push oleh pemerintah terutama dalam periode PSBB untuk menanggulangi pandemi Covid-19," jelas Wamenkeu.

Realisasinya Rp 61,4 triliun, sambung Wamenkeu, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu Rp 54 triliun atau meningkat 13,7% sebagai bentuk komitmen pemerintah mempercepat belanja produktif serta melindungi masyarakat miskin, rentan, dan paling terdampak.

Ini, menurut Wamenkeu, realiasasinya sampai dengan 30 April sudah Rp 61,4 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu Rp 54 triliun sehingga lebih tinggi 13,7%. "Ini tentu sesuatu yang terus kita dorong dengan mempersiapkan untuk menjaga konsumsi masyarakat terutama masyarakat di kelas menengah kebawah," tutup Wamenkeu.

Editor: Gokli