Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Purnatugas, Pengabdian Mirza Bahtiar Hingga Kepala Inspektorat Kepri
Oleh : Redaksi
Selasa | 31-03-2020 | 19:52 WIB
mirza-bahtiar.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Kepala Inspektorat Kepri, Mirza Bahtiar. (Diskominfo Kepri)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - 1 April 2020 ini menjadi babak baru dalam kehidupan Mirza Bahtiar, Kepala Inspektorat Provinsi Kepri.

Pasalnya setelah lebih 38 tahun mengabdi sebagai pegawai negeri sipil (PNS), Mirza memasuki masa pensiun. Tak terhitung pengalamannya, saat menjadi abdi negara.

Sejak kecil sebenarnya Mirza bercita-cita ingin menjadi pilot. Saat lulus SMA Kanisius Jakarta, sebenarnya dia diterima di UI (Universita Indonesia), tetapi karena bukan di jurusan ekonomi, ia memiliih mundur.

Akhirnya Mirza memilih mendaftar ke STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara). "STAN nggak bayar, dapat gaji lagi. Tingkat I dapat uang saku dan uang untuk beli buku-buku," sebut Mirza, Selasa (31/3/2020) seperti dilansir laman resmi Diskominfo Kepri.

Di bangku STAN, Mirza tak hanya mendapat ilmu, tetapi juga bertemu dengan pujaan hatinya. Dina adalah adik tingkatnya.

Lulus dari STAN, dia langsung menerima NIP (nomor induk pegawai) dan terdaftar sebagai CPNS di lingkungan Kementerian Keuangan. "Gaji pertama saya Rp 68 ribu. Itupun hanya cukup untuk membayar cicilan rumah Rp 63 ribu," kenang Mirza.

Memang saat masih duduk di bangku kuliah, Mirza dan pujaan hatinya sama-sama mengambil rumah di Kelapa 2 Depok, seharga Rp 8 juta dengan cara menyicil selama 20 tahun.

Terdaftar sebagai PNS, Mirza ditugaskan di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagai Auditor. Dari sana dia mulai keliling Indonesia, melakukan pengawasan.

Namun yang paling berkesan, adalah saat melakukan pemeriksaan pada PT Freeport. "Dari Jakarta naik pesawat pribadi milik Freeport dan langsung ke Bandara milik mereka. Saya sampai ke tambangnya di puncak sana. Di sana saya lihat kecanggihan," Mirza mengenang peristiwa di tahun 1990 itu.

Langkah Mirza di Kepri dimulai jauh sebelum dia diperbantukan ke Pemprov Kepri pada 2007. Pada tahun 1980-an sempat dua kali Mirza mendapat tugas ke Batam.

Pada tahun 1984 untuk memeriksa pembangunan Bandara Hang Nadim dan tahun 1989 saat pembangunan Pelabuhan Sekupang.

Ia benar-benar jatuh cinta dengan Batam. Karena itu saat dia diajak Ismeth Abdullah untuk mengabdi di Pemprov Kepri, ayah dari dua orang anak ini langsung mengiyakan.

"Waktu itu 2007, saya jadi Kabid di Dispenda. Kantornya masih di Batuampar," sebut pria keturunan Solo dan Yogya ini.

Saat masih di Dispenda Kepri, dia sempat diserahi tanggung jawab untuk membantu pelaksanaan pembangunan Graha Kepri. "Jadi saya kalau liat Graha Kepri itu suka agak Baper gitu," Mirza tertawa.

Hingga pada 2010, dia dipercaya Ismeth Abdullah, untuk menduduki jabatan Kepala Inspektorat Kepri.

Namun pada 2016, Mirza sempat mengajukan pengunduran diri sebagai Kepala Inspektorat. "Saya kan paham aturan. Jadi saya tahu, eselon II itu paling lama lima tahun. Tetapi pengunduran dirinya ditolak. Masa jabatannya kemudian diperpanjang lagi selama dua tahun, sebanyak dua kali," katanya.

Pegawai Kementerian Keuangan ini mengaku terhormat bisa membantu masa jabatan empat orang Gubernur di Kepri. Mulai dari Ismeth Abdullah, Muhammad Sani, Nurdin Basirun hingga Plt Gubernur Kepri saat ini, Isdianto.

Berbagai prestasi telah dia toreh. Mulai dari meraih predikat WTP (wajar tanpa pengecualian) selama sembilan kali berturut-turut, menaikan peringkat LAKIP dari C menjadi BB hingga 100 persen pelaporan LHKPN di lingkungan Pemprov Kepri.

Sampai saat ini, Mirza tetap tercatat sebagai PNS di lingkungan Kementerian Keuangan. Kini pengabdian Mirza usai sudah.

Ia telah mengukir sejarahnya sendiri. Terhitung mulai 1 April 2020, NIP 19600303 198112 1 001 pensiun.

Editor: Gokli