Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gegara Corona, Geng Kriminal Triad Rampok Tisu Toilet di Hong Kong
Oleh : Redaksi
Selasa | 18-02-2020 | 13:16 WIB
ilustrasi-triad-china.jpg Honda-Batam
Ilustrasi Triad Hongkong. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Hong Kong - Di tengah krisis, hal yang tidak lumrah kerap kali dijumpai. Salah satunya ketika geng keriminal kelas kakap selevel Triad mencuri ratusan gulungan tisu toilet.

Aksi tersebut terjadi di sebuah supermarket di Mong Kok, Hong Kong pada Senin dini hari (17/2/2020). Mong Kok sendiri memang dikenal sebagai sarang dari anggota Triad.

Dimuat The Guardian, perampok bersenjata yang telah diidentifikasi sebagai anggota Triad mencuri ratusan gulungan tisu toilet, beras, pasta, handsanitizer, dan berbagai perlengkapan pembersih lainnya.

Berdasarkan keterangan polisi, seorang sopir truk ditahan oleh tiga orang pria bersenjata di luar supermarket sembari beberapa lainnya menjarah toko.

"Seorang petugas pengiriman diancam oleh tiga pria yang memegang pisau yang membawa kertas toilet senilai lebih dari 1.000 dolar Hong Kong (Rp 1,7 juta, 1 dolar HK=Rp 1.760)," ujar seorang jurubicara kepolisian.

Ia juga mengaku pihak kepolisian sedang memburu para pelaku. Pencurian sendiri terjadi di tengah-tengah krisis yang terjadi akibat wabah virus corona baru yang dinamakan Covid-19.

Sebuah pesan daring menyebutkan pasokan makanan dan barang-barang rumah tangga di Hong Kong mulai menipis. Meski pemerintah telah mengklarifikasi berita disinformatif tersebut, histeria berlebih tetap muncul di tengah warga Hong Kong yang sebelumnya disibukan dengan demonstrasi berkepanjangan.

Warga pun memborong semua pasokan dari berbagai toko. Alhasil, tisu toilet dan handsanitizer pun menjadi barang mewah di sana.

Hong Kong sendiri memiliki masa lalu yang kelam jika terkait dengan wabah. Pada 2003, sebanyak 299 orang meninggal dunia akibat SARS yang penularannya berawal dari China.
Dengan pengalaman tersebut, warga kehilangan kepercayaan, terlebih saat ini pemerintah sendiri dianggap masih tidak tegas dengan China.

Sumber: RMOL
Editor: Dardani