Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kampung Wisata Sijantung Jadi Rencana Kerja Lima Tahun Bright PLN Batam
Oleh : Nando Sirait
Kamis | 21-11-2019 | 17:40 WIB
sijantung-wisata.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Direktur Operasional Bright PLN Batam, Awaluddin saat memberikan bantuan bak sampah bagi Warga Kampung Sijantung. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Perubahan wajah Kampung Sijantung, Kecamatan Galang yang notabene merupakan kampung nelayan, menjadi salah satu objek wisata baru di Kota Batam.

Masuk menjadi program kerja bright PLN Batam, yang menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dengan target selama lima tahun ke depan.

Hal ini sendiri dibenarkan oleh Manager CSR bright PLN Batam, Supriyanto. Mengenai program ini sendiri, pihaknya menuturkan bahwa selaku perusahaan penyedia listrik. Pihaknya memiliki komitmen jangka panjang sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan.

Tahapan mengubah wajah kampung nelayan yang berada tepat di sebelah kawasan situs sejarah Camp Vietnam ini, diakuinya mulai berlaku disaat pihaknya meresmikan masuknya sistem kelistrikan pada Agustus 2018 lalu. Dimana pada saat itu, jajaran direksi melihat potensi wisata alam yang dimiliki oleh kampung Sijantung.

"Dalam tahap awal di tahun pertama ini kita mulai dengan penghijauan dulu, menata lingkungannya dengan penanaman 200 bibit pohon tabebuya. Sembari kita lakukan pembinaan kepada masyarakat mengenai potensi yang mereka miliki dan harapannya segera masyarakat disini sadar wisata," ungkapnya, Kamis (21/11/2019).

Pada tahun kedua, Supriyanto mengakui adalah pembangunan fasilitas umum mulai dari Puskesmas, PAUD, hingga Sekolah Dasar dan Menengah. Hal ini menurutnya diperlukan masyarakat Kampung Sijantung, yang merupakan bagian warga Hinterland Batam. Diluar adanya pembentukan komunitas binaan yang berkelanjutan.

Salah satu poin penting yang dimiliki oleh kawasan kampung Sijantung adalah kawasan hutan mangrove, yang sama sekali belum tersentuh baik oleh masyarakat sekitar dan dikelola dengan baik Pemerintah Daerah.

"Kawasan ini hanya dimanfaatkan sebagai lokasi penangkapan ikan, sebenarnya kalau dikembangkan lagi ini potensi wisata yang akan membawa dampak positif dan menjadi salah satu sumber mata pencaharian bagi warga," paparnya.

Namun, guna mengatisipasi adanya tindakan yang mungkin dilakukan oleh oknum tidak bertanggungjawab. Pihaknya juga memiliki komitmen dalam melakukan pengawasan guna membantu warga, dalam menerapkan iuran baik dari penyewaan boat hingga iuran masuk ke kawasan wisata.

"Ini yang paling penting mungkin, karena biasanya wisatawan akan sangat terganggu dengan patokan harga tinggi yang dilakukan oleh beberapa oknum. Kita bantu warga untuk menetapkan batas bawah dan atas, apabila nanti sudah berkembang banyak potensi pemasukkan yang dapat dimanfaatkan. Mulai dari pelayanan wisata, penjualan hasil daya pemanfaatan mangrove, dan mungkin juga dengan penyediaan homestay bagi para bacpaker," tutupnya.

Editor: Gokli