Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Waduk Tembesi dan Persoalan Wilayah Tangkapan Air yang Butuh Atensi
Oleh : Hendra Mahyudi
Kamis | 21-11-2019 | 17:28 WIB
waduk-tembesi.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Waduk Tembesi di Jalan Trans Barelang, Kota Batam. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kondisi wilayah tangkapan air di Waduk Tembesi tampaknya mulai mengkhawatirkan. Keadaannya mulai terlihat parah dan jauh dari kata layak.

Di sekitar area waduk, bukit yang dahulunya hijau kini terlihat gundul dan gersang akibat adanya aktivitas pertambangan liar di bukit tersebut.

Waduk Tembesi seluas 1.300 hektar ini sebelumnya digadang-gadang sebagai solusi terbaik demi memenuhi kebutuhan air baku masyarakat Kota Batam, yang tiap tahunnya mengalami lonjakan pertumbuhan jumlah penduduk.

Namun sayang, jauh panggang dari pada api. Kondisi waduk itu kini seolah-olah luput dari instansi terkait yang bertugas mengelola wilayah sekitarnya agar terjaga kelestariannya.

Catchment area atau wilayah tangkapan air dari waduk ini turut menjadi persoalan tersendiri. Aktivitas penambangan liar dan juga pembalakan lahan turut berperan membuat kondisi waduk semakin suram.

"Seharusnya catchment area ini dijaga, bukan malah ditambah rusak dengan penambangan pasir di area bukit sekitar waduk. Kan ini semakin merusak wilayah resapan air di sekitarnya," ujar Ketua LSM Green Indonesia Batam, Aldi Braga.

Menilik fenomena kerusakan ini, dan ketersedian pasokan air baku di kota Batam yang sangat penting, Ia berharap kepada instansi terkait agar memberi atensi khusus dan segera mengambil sikap demi menuntaskan persoalan Waduk Tembesi.

"Karena ini berpengaruh terhadap keberlangsungan sumber pasokan air baku Batam," terangnya.

Hal yang mencengangkan lagi, banyak plang penanda peringatan bahwa wilayah sekitar waduk Tembesi merupakan Kawasan Hutan Lindung sebagai daerah tangkapan air.

Dasar hukum UU No-18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Kerusakan Hutan serta Peraturan Kepala BP Batam No-217 Tahun 2017 Tentang Zona Ketahan Waduk seolah-olah tidak ada gunanya.

Karena realitanya, waduk yang dibangun sejak 2015 ini kini terlihat semakin mencemaskan akibat kerusakan-kerusakan yang diperparah dengan aktivitas penambangan di wilayah sekitarnya.

Butuh perhatian khusus dari pemerintah terkait akan penangan waduk Tembesi ini. Karena waduk Tembesi merupakan persoalan wilayah tadah air yang sangat membutuhkan atensi dari setiap instansi.

Editor: Gokli