Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demi Ketahanan Pangan, China Bakal Bawa 5 Kuintal Benih ke Luar Angkasa
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 08-11-2019 | 08:52 WIB
satelit11.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah China berencana meluncurkan satelit yang dapat membawa hingga 5 kuintal benih dan organisme lain ke luar angkasa. Hal ini merupakan misi China untuk mencari tahu bahwa tanaman dapat tumbuh lebih baik atau tidak di luar bumi.

Dilansir dari South China Morning Post, rencana ini merupakan percobaan tunggal terbesar di dunia yang menginduksi mutasi biologis dengan radiasi kosmik.

Rencananya, satelit ini akan membawa sekitar 240 Kilogram (Kg) benih hingga bakteri pada awal tahun depan.

Penerbangan diperkirakan berlangsung selama dua pekan. Selama masa itu pula, seluruh organisme akan mengalami kekurangan udara, suhu yang sangat dingin, hingga paparan radiasi yang tinggi.

Setelah berhasil, satelit yang membawa tumbuhan dari luar angkasa tersebut segera kembali ke bumi untuk diteliti lebih lanjut. Para peneliti berharap tanaman akan tumbuh dengan varietas baru yang unggul.

"Peningkatan mutasi akan mengarah pada keanekaragaman hayati yang lebih tinggi," kata Dr. Li Jingzhao, Peneliti Program Space Breeding Industry Innovation Alliance.

Berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO PBB) mencatat sekitar 75 persen keanekaragaman hayati telah punah akibat penanaman satu jenis tanaman. Dengan demikian, China sangat berharap misi ini mampu mengatasi kondisi tersebut.

Hal lain yang mendorong pemerintah China untuk terus meningkatkan ketahanan pangan adalah minimnya lahan subur di negara tirai bambu itu. China memiliki 1,3 miliar penduduk yang merupakan 20 persen dari total populasi dunia namun hanya 9 persen lahannya yang subur.

Namun, gagasan China ini sempat dikritisi oleh peneliti dari Amerika Serikat. Menurutnya penerbangan ke luar angkasa memerlukan biaya yang sangat tinggi.

Untuk misi ke depan, China mengklaim akan menggunakan kapsul yang dapat digunakan kembali. Hal ini tentu dapat memangkas biaya peluncuran untuk ke depannya.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha