Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PT Bandar Abadi Batam Dapat Proyek Pengadaan Alutsista TNI AL Senilai Rp 360 M
Oleh : Hendra Mahyudi
Jum\'at | 18-10-2019 | 17:16 WIB
alutista1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Kabaranahan RI Mayjen TNI Budi Prijono bersama anggota saat menghadiri First Steel Cutting Pembangunan Kapal Angkut Tank AT-8 dan AT-9 di PT Bandar Abadi. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Salah satu perusahaan galangan kapal di Batam, PT Bandar Abadi, mendapat tender proyek pengerjaan alat utama sistim pertahanan (Alutsista) berupa kapal milik TNI Angkatan Laut senilai Rp 360 miliar rupiah.

Menurut Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Republik Indonesia, Mayor Jenderal TNI Budi Prijono, pengadaan kapal ini menyerap anggaran, berupa pinjaman dalam negeri, sebesar Rp 360 miliar dalam renstra waktu 2015-2019.

Anggaran yang disebutkan di atas diperuntukkan pada proyek kapal angkut tank yakni AT-8 dan AT-9 dalam wilayah kerja kawasan PT Bandar Abadi, Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji.

"Saya menitipkan harapan yang besar kepada Komisaris PT Bandar Abadi dan Satgas AT beserta jajarannya, untuk dapat bekerja sama dalam pembangunan kapal AT-8 dan AT-9 ini," ujar Budi saat meresmikan pembangunan kapal milik TNI AL itu, Jumat (18/10/2019).

Komisaris PT Bandar Abadi Stanley Rojali mengakui proyek ini adalah kerja sama perdana PT Bandar Abadi dengan pihak militer Indonesia, dalam pengadaan kapal besar tersebut.

Ia menjelaskan, spesifikasi Kapal Angkut Tank; AT-8 dan AT-9 ini sendiri memiliki panjang 117,0 meter, lebar 16,4 meter, tinggi 9,5 meter, draft 3,0 meter serta memiliki main engine ABC 16DZC-100-188 2X4800 HP.

"Kita memahami Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17 ribu lebih pulau. Hal ini tentu membutuhkan banyaknya kapal, terutama Kapal Angkatan Laut. Sesuai dengan visi dan misi Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia poros maritim dunia," terangnya.

Dengan adanya kerja sama ini, Stanley akan berusaha mengerjakan proyek sesuai dengan skedul yang telah ditentukan, sehingga dapat menghasilkan kapal berkualitas prima dan sesuai dengan yang diharapkan.

"Proyek ini telah ditandatangani bulan Februari 2019 dan kontrak efektifnya baru terlaksana tanggal 16 September 2019. Kami berharap dan berusaha proyek ini berjalan sesuai dengan skedul, hingga mendapatkan kualitas yang prima. Dukungan dari Dansatgas juga sangat kami harapkan," terangnya.

Pengerjaan proyek ini disebutkan Stanley telah berjalan sedari tanggal 17 September pasca kontrak efektif terlaksana. Sementara untuk skedul jangak waktu pengerjaan Ia katakan selama 30 bulan.

"Hanya saja kami menargetkan pengerjaan di bawah kurun waktu 24 bulan dengan total jumlah pekerja kisaran 500 sampai 700 orang pekerja," pungkasnya.

Editor: Yudha