Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

SATRIA akan Tempati Orbital di Atas Langit Papua
Oleh : Redaksi
Sabtu | 21-09-2019 | 10:52 WIB
satria-papua.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Direktur BAKTI Anang Latif bersama Menteri Kominfo dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI, Senin (16/09/2019). (Kominfo)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Direktur Badan Aksesibiiltas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo Anang Latif menyatakan, Satelit Indonesia Raya atau SATRIA akan ditempatkan di atas langit Papua.

"Satelit tersebut akan diletakkan di orbital 146 derajat Bujur Timur, kira-kira di atas Papua. Karena sebagian besar demand tersebut ada di Papua, di Timur. Ini sangat ideal untuk menempatkan satelit," tuturnya, saat mendampingi Menteri Kominfo dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI, Senin (16/09/2019), seperti dikutip situs resmi Kominfo.

Menurut Anang Latif sebagai bagian dari program konektivitas nasional, SATRIA akan menjadi pendorong untuk penyediaan akses internet cepat yang akan digunakan untuk mendukung layanan pemerintahan, pendidikan, dan kesehatan. "Salah satu yang dipilih tadi sesuai paparan Pak Menteri adalah sebuah leapfrog guna mengejar ketertinggalan khususnya dibandingkan dengan negara lain. Jadi, kami tidak memilih jalur normal lagi di mana jalur memulai membangun hanya 2G, hanya 3G, tetapi kami langsung menyiapkan internet kecepatan tinggi langsung," ungkapnya.

Mengenai SATRIA, Dirut BAKTI Kominfo menyebutkan akan terbagi dalam dua segmen, yaitu segmen angkasa dan segmen bumi sebagai pengendali. SATRIA akan menggunakan teknologi terkini sementara pembiayaannya menggunakan skema Kerja sama Pemeritah dan Badan Usaha (KPBU).

Menurut Dirut Anang Latif, Pasifik Satelit Nusantara menjadi konsorsium pelaksana satelit multifungsi SATRIA. Nilai investasi proyek mencapai Rp6,4 Triliun dengan masa konsesi selama 15 tahun.

"Satelit SATRIA akan dibangun oleh perusahaan Thales Alenia Perancis. Ini sebuah salah satu pabrikan terbesar di Eropa yang kami gunakan namun menggunakan peluncur dari Amerika Serikat. Nah ini peluncur roket satelit SpaceX Elon Musk yang mengembangkan mobil tesla. Beliau memiliki satelit peluncur untuk roket nanti dari satelit satria ini," jelas Anang Latif.

Selain satelit multifungsi, BAKTI Kominfo juga melaksanakan program penyediaan last miles atau BTS yang untuk menyiapkan sinyal 4G. Saat ini, ada kebutuhan sebanyak 4 ribu BTS lagi untuk melengkapi agar semua desa-desa terjangkau dengan sinyal seluler kualitas 4G.

"Kenapa harus 4G? Karena disinilah 4G adalah sinyal yang dibutuhkan yang bisa menggerakkan perekonomian khususnya di desa-desa sehingga perekonomian seperti kita-kita yang ada di kota besar, ya, yang biasa menggunakan," jelas Anang Latif.

Dalam rapat kerja itu, Komisi I DPR RI mengapresiasi Program Penyediaan Satelit Multifungsi dan Base Transmission Station (BTS) untuk pemerataan dan akselerasi pembangunan konektivitas telekomunikasi nasional di seluruh wilayah Indonesia. Bahkan untuk kebutuhan pembiayaan, Komisi I DPR RI mendorong untuk melakukan realokasi PNBP yang berasal dari BHP frekuensi Radio sebesar 30 persen untuk lima tahun pertama (2020-2024) dan sebesar 54 persen untuk lima tahun berikutnya (2025-2029).

Editor: Gokli