Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sosok BJ Habibie dalam Kenangan Fahri Hamzah
Oleh : Irawan
Kamis | 12-09-2019 | 15:28 WIB
Fahri_Hamzah_habibie.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah saat bertemu Presiden ke-3 RI, Bachtiar Jusuf (BJ) Habibie

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ternyata, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah memiliki kesan dan kenangan tersendiri terhadap sosok Presiden ke-3 RI, Bachtiar Jusuf (BJ) Habibie. Bahkan, Fahri mengaku sangat bersyukur mengenal secara pribadi (Habibie), karena tahun tahun 90-an waktu dirinya ke Jakarta, dan saat itu Habibie adalah ketua daripada Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)

"Saya pada waktu itu punya kenangan yang dekat sekali dengan beliau, melalui almarhum Pak Hadi Sasono. Sehingga waktu saya datang dan bertemu Pak Adi pun, yang beliau sampaikan akan ada satu peristiwa yang saya kira berkesan di hati beliau. Karena pada saat transisi demokrasi itu banyak aktivis yang ingin agar Pak Habibie itu melanjutkan kepemimpinan Presiden Soeharto," tutur Fahri melalui aplikasi video pericope-nya, Kamis (12/9/2019).

Fahri juga menungkapkan kalau dirinya pada saat itu, tepat tahun 1998, diminta oleh Habibie untuk menjadi anggota DPR mewakili generasi muda. Tetapi, karena itu adalah MPR transisi begitu Sohrarto jatuh, maka berubahlah komposisi keanggotaan MPR dengan drastis, karena ada semacam serangan kepada tokoh-tokoh Orde Baru pada waktu itu. Sehingga salah seorang yang dianggap bisa mewakili kaum muda pada saat itu adalah dirinya.

"Waktu itu, saya di kontak oleh Pak Habibie dan saya diminta untuk dilantik hanya memang kami dilantik dan apa namanya yang membuatkan Keppres kanggotaan saya sebagai anggota MPR," ujarnya.

Pada saat dirinya menjadi anggota MPR itu lah, ia menghadapi teman-teman aktivis yang berpandangan bahwa Habibie tidak boleh jadi presiden, tetapi yang harus menjadi presiden yang memimpin transisi adalah presidium dan presidium ini kita nggak tahu juga siapa orangnya.

"Saya hadapi teman dan berdialog. Dan saat itu saya sampaikan, karena tidak ada format kelembagaan presidium yang mudah dipahami, itu akan mendatangkan konflik sosial yang jauh lebih besar. Apalagi pada waktu itu TNI masih kuat sebagai backbone daripada Orde Baru. Nah, akhirnya yang kita tidak bisa lupa dan tidak akan pernah lupa dari Pak Habibie adalah dengan ketegasan dan yang paling penting adalah kebersihan hati dan kelapangan dadanya dalam menjalankan transisi," ucap inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) itu.

Fahri juga mengaku tahu betul kalau banyak elit yang tidak happy dan juga banyak elit yang bekerjasama dengan kalangan mahasiswa untuk menentang BJ Habibie dengan melakukan aksi demonstrasi hari-hari.

"Tapi alhamdulillah begitu beliau jadi presiden, dia melakukan reformasi total. Bahkan sebelum konstitusi dan amandemen, Pak Habibie sudah mengintroduksi modernisasi hukum Indonesia sehingga pada saat ini transisi itu ratusan produk hukum setingkat undang-undang beliau buat untuk merevisi undang-undang yang bernuansa otoriter pada masa Orde Baru," bebernya.

BJ Habibie, lanjut Fahri, juga melepaskan sejumlah tahanan politik, memberikan kebebasan pers ya dari pers itu hanya bisa dihitung jari pada waktu itu tiba-tiba lahir 6.000. Dan salah seorang yang berjasa di sini adalah sahabat dan orang dekat BJ Habibie, yakni Yunus Yosfiah, seorang tentara yang juga sangat bermental demokrat.

"Jadi luar biasa yang kebebasan itu beliau buka. Pemilu beliau selenggarakan dan menurut saya puncak dari yang paling penting yang dilakukan oleh Pak Habibie adalah ketika beliau tidak mau maju lagi menjadi calon presiden. Padahal beliau masih muda, dan pada waktu itu kecerdasan dalam mimpi indahnya meskipun ada nanti soal Timor Timur," kata Fahri.

Fahri juga mengungkapkan bagaimana pada Sidang Istimewa MPR itu atau sidang MPR itu setelah Pemilu tahun 1999 itu semua tokoh-tokoh bangsa dari semua partai politik hampir itu datang menangis meminta kepada Habibie agar beliau mau mencalonkan diri kembali.

"Tapi dia bilang tidak 'over it is now you're that everyone are there' itu dia bicara bahasa Inggris, bicara bahasa Indonesia dan sampaikan kepada orang-orang supaya orang-orang itu mengambil tugas. Sudahlah Pak Habibie sudah lewat Habibie sudah menyelesaikan misi menuntaskan ekonomi dan juga menuntaskan transisi anggota legislatif baru yang lagi di seluruh Indonesia dan pemimpin baru presiden dan wakil presiden yang dipilih di MPR yang sebentar lagi bersidang," Fahri hamzah mengutip pernolakan halus BJ Habibie saat itu.

Editor: Surya