Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kantin Celengan Lapas Barelang, Mencari Keberartian Hidup Melalui Konsep Mikro Ekonomi
Oleh : Hendra Mahyudi
Kamis | 15-08-2019 | 17:40 WIB
kantin-celengan-lapas1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Kantin Celengan Lapas Barelang. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Guna meningkat produktifitas dalam lingkup mikro ekonomi dan juga mengajak warga binaan memaknai keberartian hidup, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Barelang, Batam hadirkan kantin celengan untuk para penghuni lapas.

Kepala Lapas Kelas IIA Barelang, Surianto mengatakan, dari sisi keberadaan kantin celengan ini paling tidak ada dua hal yang bisa dicapai secara simultan mengenai konsep kantin celengan.

Yang pertama menurut Surianto adalah melatih keberartian narapidana, termasuk juga para pewagainya (lapas). Jadi menurutnya, keberadaan kantin ini bukan tentang melatih kejujuran, karena kalau jujur semua manusia memiliki sifat jujur di dalam diri mereka.

Yang kedua, menurut Surianto adalah memutar siklus mikro ekonomi yang ada di dalam lapas. Sehingga setiap peredaran uang di lingkup lapas berada di dalam lapas itu sendiri.

"Para napi pun akan berbelanja di toko induk yang ada di dalam lapas yang dikelola oleh koperasi lapas. Sehingga siklus peredaran uang ada di dalam lingkup lapas," ujarnya, Kamis (15/8/2019).

Dalam hal ini, koperasi induk lapas sendiri lah yang akan berbelanja ke luar area untuk kembali menyetok barang di kantin celengan, tentunya degan uang dari hasil pembayaran belanja para napi seihklas yang mereka bisa masukkan ke dalam celengan di kantin tersebut.

"Tujuan dari cara ini ya untuk mempermudah screening keamanan juga. Jadi ada dua yang dicapai secara simultan" tambah Surianto.

Sejauh ini, sejak keberadaan kantin celengan di Lapas Barelang. Apresiasi warga binaan kata Surianto cukup memuaskan. Alhasil dari modal awal sebesar Rp 2,5 juta kini mereka telah bisa memiliki dana hingga Rp. 10 juta rupiah.

"Grafiknya meningkat, dan secara kasat mata kita juga bisa melihat dari kebahagiaan yang terpancar di wajah napi yang berbelanja. Kita memang tidak tahu dia masukin duit berapa, hanya saja kita tau dia bisa masukin uang seihklasnya untuk membeli satu barang yang dia inginkan. Itu secara tidak langsung menumbuhkan kebahagiaan psikologi sehingga ada rasa keberartian di dalamnya" terangnya.

Jadi lanjut Surianto, kembali lagi dengan tujuan utamanya yakni melatih "keberartian". Wajah bahagianya napi selepas balanja itu merupakan satu sisi yang dilihat dari sudut pandang visual yang kasat mata.

"Sementara itu kalau kita persoalkan tetang kejujuran yang mana saya katakan kita semua ini jujur. Di kantin celengan ini bisa kita lihat dari statistik perbelanjaan, modal awal Rp 2,5 juta kemudian meningkat menjadi Rp 10 juta, inikan ada kenaikan, kenaikan dilandasi oleh apa? Ya keihklasan mereka untuk memasukkan uang ke dalam celengan, terlepas berapa yang mereka masukkan," terang Surianto.

Dengan adanya kantin celengan ini, Surianto berharap agar para napi bisa merasakan dan mencari atau memaknai hidup ini dengan suatu konsep keberartian. Karena ini merupakan salah satu bekal terbaik yang akan dibawa napi selepas keluar dari penjara, terlepas akan stigma masyarakat akan mereka yang selama ini melekat.

Editor: Yudha