Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lion Air Grup Usulkan Pabrik Ban Pesawat Dibangun di Batam
Oleh : Putra Gema
Kamis | 15-08-2019 | 13:16 WIB
lion-batam.jpg Honda-Batam

PKP Developer

MOR Lion Air di Batam. (Foto: Putra Gema)

BATAMTODAY.COM, Batam - Garuda Indonesia berencananya akan menggandeng Lion Air Grup dalam pengembangan pabrik vulkanisir ban pesawat. Pengembangan ban pesawat ini rencananya akan dilakukan di Tangerang, Banten.

Dua maskapai ini juga turut menggandeng pabrik ban ternama Michelin, yang sudah berpengalaman dalam produksi vulkanisir ban.

Direktur Utama Garuda, I Gusti Ngurah Akhsara mengatakan, pemilihan Tangerang sebagai lokasi pengembangan ban pesawat karena lokasi yang berdekatan dengan arena perkebenun karet lokal. Ban yang akan diproduksi oleh dua maskapai yang melibatkan pabrik ban ternama Michellin ini direncanakan menyuplai untuk pesawat Indonesia.

"Ini juga akan membantu petani karet sekitar dengan menggunakan karet rakyat," kata Gusti di Batam, Rabu (14/8/2019).

Diwaktu yang bersamaan, Presiden Direktur Lion Air Grup, Edward Sirait mengungkapkan, sebenarnya Lion air berharap ada pembangunan pabrik baru dengan jalinan kerja sama Garuda dan Lion Air Grup.

Ia menjelaskan, Batam diharapkan menjadi target pengembangan target baru, pembangunan pabrik vulkansiri ban pesawat karena memiliki lokasi yang strategis. "Karena kalau kita bicara pabrik ban baru, peluang di kita lebih besar yaitu pasar yang tadinya pabriknya di negara lain pasti bergeser kesini. Karena dekat dengan sumber daya manusia dan bahan baku kita ada disini," ujarnya.

Saat ini pabrik pembuatan ban nenurutnya hanya ada di China, Hongkong, Bangkok, dan tentunya Eropa. Di mana saat ini, Eropa sudah memiliki keluhan mahalnya tenaga kerja, yang saat ini dimiliki Batam.

Namun hal ini diharapkan tidak menarik perusahaan yang sudah ada untuk berpindah ke Batam, tetapi justru memiliki pabrik baru di Batam.

Saat ini, dengan gabungnya Garuda Indonesia dan Lion Air Group memiliki pasar yang sempurna, minimal dengan 500 pesawat yang saat ini sudah dimiliki oleh kedua maskapai. Sehingga satu pabrik akan sangat memberikan nilai bagi perkembengan industri aviasi di Indonesia.

"Tetapi harus hati-hati dengan kondisi tersebut, bukan memindahkan, Kita kan pengen yang sekaligus, mumpung kita punya market," tegasnya.

Editor: Gokli