Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sosok 'Putih' di Jalanan Sei Temiang-Matakucing, Antara Mistos dan Legenda Urban
Oleh : Hendra Mahyudi
Sabtu | 15-06-2019 | 08:04 WIB
ilustrasi-hantu-di-jalan.jpg Honda-Batam
ILustrasi penampakan di jalan raya. (Istimewa)

Jalanan mulai dari Sei Temiang hingga kawasan Hutan Lubuk Matakucing dari dahulunya kerap menelan korban. Bukanlah rahasia lagi, sudah banyak pengendara yang melintas menjadi korban kecelakaan. Hal ini tentunya tidak luput dari kisah mistis atau mitos maupun legenda kontenporer yang seringkali dipercaya sebagai kebenaran.

Banyak warga yang percaya, kawasan itu memiliki penunggu seperti makhluk halus. Konon, banyak yang mengaku kerap melihat sosok bayangan putih berambut pajang sering melintas dan masuk ke area hutan. Ada juga yang mendengar suara tangisan bayi serta misteri lainnya.

Seperti yang diceritakan Nek Uwak, salah satu warga yang sudah menetap puluhan tahun di salah satu Kavling kawasan Batuaji. Bagaimana kisahnya, berikut hasil rangkuman wartawan BATAMTODAY.COM, Hendra Mahyudi.

Waktu itu malam hari sekitaran pukul 11:50 WIB, langit di sepanjang jalan Sei Temiang hingga Lubuk Matakucing begitu gelap. Hujan turun tidak terlalu deras, hanya rintik kecil berupa gerimis yang cukup membuat tubuh kita basah.

Di sepanjang jalan begitu sunyi, hutan hanya menyisakan suara rintik kecil hujan yang menimpa daun, dan terdengar rada nyaring terbawa tiupan angin cukup kencang.

Begitulah narasi yang ingin diceritakan Nek Uwak kepada penulis, Jumat (14/06/2019) sore di rumahnya. Nek Uwak adalah warga berumur 70 tahun yang telah menetap di sebuah Kavling di Kecamatan Batuaji sejak tahun 1990 an.

Dahulu saat jalan di sepanjang Sei Temiang hingga Matakucing masih belum sebagus sekarang, ada pengalaman klenik yang pernah Ia alami, dan juga dibenarkan warga lainnya.

Perihal nama Lubuk Matakucing, Ia juga mengatakan, dahulu di sana kata warga adalah habitatnya Harimau, namun karena kepercayaan penduduk yang pantang menyebutan nama hewan tersebut, maka mereka menggantinya dengan sebutan 'kucing'.

"Ya, cerita dari dahulunya memang seperti itu," ujar Nek Uwak.

Lanjut pada kisah Nek Uwak, saat itu Ia bersama almarhumah suaminya tiba-tiba lewat di kawasan itu dengan mengendarai sepeda motor. Tiba-tiba mereka dikejutan dengan melintasnya sesosok bayangan bewarna putih berambut panjang menyerupai perempuan. Bayangan tersebut melintas dan seketika hilang ke dalam hutan.

"Tak salah lagi, suami saya waktu itu langsung rem mendadak, dan hanya mengucap nama Allah sepanjang jalan kami pulang dari Sekupang menuju Batuaji. Kata warga juga dulu di sana ada kuntilanaknya," terangnya.

Tidak hanya itu, Nek Uwak juga menjelaskan, dari cerita warga ke warga, pernah ada seorang perempuan yang bertengkar dengan pasanganya. Kemudian pergi berjalan kaki menuju hutan Matakucing, lalu tiba-tiba menghilang, dan tak pernah ditemukan lagi.

"Katanya dilarikan makluk halus penunggu hutan," terangnya.

Tak hanya itu, bahkan pernah ada warga lainnya belum lama ini lewat di sekitar jalan dekat Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sei Temiang, yang tembus menuju Tanjungriau. Tiba-tiba, warga tersebut mendengarsuara tangisan bayi saat malam hari, sekitaran pukul 11:00 WIB malam.

Memang di sana pernah ada ditemukan mayat bayi yang dibuang orang tuanya di dekat hutan tak jauh dari TPU tersebut, parahnya bayi ditemukan dengan kondisi tulang kaki terlihat jelas karena dilumat belatung. Jasad bayi tersebut ditemukan Kamis (07/03/2019) sekitaran pukul 17.00 WIB.

Hal lainnya, di kawasan jalan protokol Sei Temiang menuju Matakucing yang menghubungkan dua kecamatan, yakni Batuaji dan Sekupang sering terjadi tabrakan. Bahkan dalam beberapa bulan belakangan di tahun ini, tabrakan yang menyebabkan korban tewas terjadi tiga kali sepanjang yang diketahui penulis.

Dua kejadian tabrakan, dan satu kejadian warga tewas tertimpa pohon saat hujan dan angin kencang. Sementara itu untuk kejadian tabrakan yang menyebabkan korban luka-luka sudah tak terhitung. Ada yang jatuh sendiri dan ada yang tabrakan.

Banyak yang mempercayai, kecelakaan terjadi diakarekana pengendara terkejut dengan adanya sosok yang melintasi jalan, dan mengganggu konsentrasi dalam berkendara.

Terlepas dari benar atau tidaknya hal-hal mistis, mitos dan legenda urban di atas, sudah sepatutnya kita berhati-hati dan was-was diri saat berkendara. Tidak hanya di wilayah sana saja, tapi juga setiap berkendara. PAtuhi aturan berlalu lintas. Dan, tentunya berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Editor: Chandra