Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mahasiswa Unimed Buat Parfum dari Bumbu Dapur Andaliman
Oleh : Redaksi
Rabu | 29-05-2019 | 17:52 WIB
andaliman-unimed1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Mahasiswa Universitas Negeri Medan sedang memanen tanaman andaliman di Desa Parsoburan, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Selasa (28/5). (Antara Sumut/Foto Istimewa/Munawar.)

BATAMTODAY.COM, Medan - Mahasiswa Universitas Negeri Medan atau Unimed berhasil membuat parfum dari tanaman andaliman di Desa Parsoburan, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Fenny Cloudya Damanik pengelola Program Kreatifitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T) Unimed di Medan, Selasa (28/5/2019) mengatakan tanaman andaliman selama ini biasa digunakan sebagai bahan masak atau bumbu.

Namun mahasiswa Unimed berhasil mengolah tanaman andaliman menjadi bahan wangi-wangian.

"Pembuatan parfum dari andaliman dengan menggunakan mesin parfum," ujar Fenny.

Ia menyebutkan, mesin parfum tersebut multifungsi karena pada satu alat terdapat mesin penghalusan, pemanasan, pendinginan, dan akhirnya menjadi parfum.

Untuk meningkatkan keberdayagunaan dan nilai ekonomis andaliman, mahasiswa Unimed memberikan pendampingan proses pembuatan parfum kepada petani andaliman.

"Pendampingan tersebut, sudah satu kali digelar April 2019," ucap dia.

Upaya pembuatan parfum ini dilakukan mahasiswa PKM-T Unimed yakni Elysabeth Luisa Pakpahan (Fisika 2016), Fenny Cloudya Damanik (Fisika 2016), Zulfan Silaban (Tehnik Mesin 2016), dan Edward Relius Laoly (Kimia 2017) dengan dosen pembimbing Dr Rita Juliani.

Fenny menjelaskan, program itu memiliki dua pertemuan dimulai dari pembuatan parfum skala lab dan pembuatan parfum menggunakan mesin parfum.

"Saat ini masih berupa minyak atsiri (bibit parfum), diharapkan dapat dikembangkan menjadi pewangi dan aroma terapi," katanya.

Badia Sitorus, petani andaliman Desa Parsoburan mengatakan, merasa senang dengan adanya program mahasiswa Unimed yang membantu dalam meningkatkan nilai ekonomis andaliman.

Dengan adanya pendampingan pembuatan parfum itu, menurut dia, petani andaliman dapat memanfaatkan hasil panen andaliman menjadi parfum.

"Semoga kegiatan itu, lebih sering dilakukan sehingga dapat membantu para petani andaliman untuk mengembangkan usaha milik mereka," ujarnya.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha