Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengamat Sebut VPN Gratis Tak Ada Jaminan Keamanan Data
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 24-05-2019 | 11:52 WIB
VPN.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pembatasan media sosial yang dilakukan pemerintah untuk sementara waktu membuat para pengguna 'kabur' pakai VPN. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahaya di balik penggunaan VPN. Pasalnya, tidak ada jaminan terkait keamanan data pengguna jika menggunakan VPN.

Pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya mengungkap VPN bisa 'menguping' pembicaraan yang lewat.

"Sehingga VPN yang gratis itu risikonya tinggi dan tidak disarankan untuk digunakan," ujarnya, Kamis (24/5).

Alfons menambahkan aplikasi VPN yang berbayar pun tidak bisa menjamin keamanan data pengguna. Aplikasi VPN berbayar hanya menjamin perusahaan yang 'jelas'.

"Namun, perusahaan besar berbayar VPN yang sudah menjalankan bisnisnya selama 10 tahun akan mengalami kerugian besar jika melakukan pencurian data. Umumnya perusahaan besar akan menghindari (pencurian data)," papar Alfons.

Alfons menambahkan aplikasi VPN yang gratis tidak berarti jelek. Pengguna disarankan untuk mengetahui track record.

"Revenue stream juga perlu diperhatikan. Apakah dari iklan atau penjualan data VPN," papar Alfons.

Sebelumnya, Alfons sempat memaparkan cara kerja VPN yang menyerupai Proxy.

"Sebenarnya kalau pakai VPN lebih kurang mirip seperti pakai proxy, selama ini WhatsApp langsung dari Indonesia ke server [pusat] WhatsApp," kata Alfons.

"Jadi pakai VPN cara kerjanya menghubungkan diri ke server di luar Indonesia, dari server itu baru terhubung. Prinsipnya kerjanya sama seperti proxy, server apapun yang lewat proxy bisa dilihat oleh pemilik proxy jadi harus hati-hati memilih VPN."

Sementara itu, dilansir dari Tech Advisor, ketika pengguna mengaktifkan koneksi pada aplikasi VPN maka VPN bakal menggunakan server tercepat yang tersedia. Biasanya pengguna juga dapat memilih lokasi server secara manual, misal pengguna dapat memilih server yang tidak sesuai dengan negara mereka.

Sumber: www.cnnindonesia.com
Editor: Chandra