Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Miris, Petani di Bintan Hanya Dapat 50 Kg Pupuk Subsidi Per Tahun
Oleh : Harjo
Senin | 20-05-2019 | 09:52 WIB
lahan-pertanian-bintan.jpg Honda-Batam
Lahan pertanian di Bintan kekurangan pupuk. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Pemerintah mengharapkan agar petani di Bintan bisa berkembang. Namun, harapan pemerintah itu tidak sepadan dengan perhatian kepada petani, khususnya dalam memberikan pupuk subsidi.

Para petani yang diarahkan membentuk kelompok, sebagai syarat untuk mendapatkan bantuan pupuk bersubsidi, sudah diikuti oleh petani sesuai petunjuk dan mekanisme, tetapi apa yang didapat sangat jauh dari harapan.

"Pupuk subsidi itu, tidak gratis, tetapi kami beli. Harusnya antara kebutuhan pupuk yang diajukan dengan realisasinya bisa berimbang, ini yang diajukan tiga ton yang didapat hanya 50 Kg. Kesannya asal-asalan saja dan hanya setengah hati membantu petani," imbuh salah seorang anggota kelompok petani Bintan, Saleh kepada BATAMTODAY.COM di Serikuala Lobam, Senin (20/5/2019).

Dijelaskan, terkait adanya bantuan pupuk bersubsidi program pemerintah, kelompok petani saat mengajukan sudah melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, kabupaten Bintan. Pengajuan pupuk bersubsidi harus melalui kelompok yang anggotanya 10 orang, apabila pupuk bersubsidi yang diajukan oleh kelompok 3 ton dan realisasnya hanya bisa dibagikan kepada petani sebanyak 50 kg masing-masing anggota kelompok.

"Selain itu, ada juga kelompok yang mengajukan 4 ton dan realisasinya hanya 850 Kg, di mana 850 Kg tersebut harus dibagi lagi dengan 10 orang petani, itu untuk menutupi kebutuhan seorang petani selama satu bulan pun tidak cukup. Antara harapan pemerintah dan kenyataan yang dialami masyarakat jelas tidak berimbang," keluhnya.

Lebih jauh, Saleh menyampaikan, di Serikuala Lobam, setidaknya ada tiga kelompok petani yang produktif, pernah mengajukan 10 ton pupuk subsidi, yang direalisasikan hanya 1,7 ton dari dari tiga jenis pupuk di antaranya Urea, NPK Ponska dan ZA.

"Keberadaan kelompok tani sepertinya hanya sekedar formalitas agar keberadaan dinas dianggap bekerja dan ada laporan ke Pemerintah Pusat. Tentunya keberadaan kelompok tani, bukan sebuah lelucon, karna daripada setengah hati alangkah lebih baiknya, seluruh kelompok petani di Bintan dibubarkan," tegas Saleh yang diamini oleh sejumlah rekannya.

Editor: Gokli