Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sejumlah Desa di Kabupaten Anambas Alami Krisis Air Bersih
Oleh : Alfredy Silalahi
Rabu | 20-03-2019 | 17:52 WIB
krisis-air111.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Anambas - Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, Abdul Haris mengintruksikan jajarannya agar merespon keluhan masyarakat yang saat ini mulai dilanda kekeringan.

Menurutnya, permasalahan air sangat rentan dan dapat menimbulkan gejolak di tengah masyarakat jika tidak direspon dengan cepat dan tepat.

"Permasalahan air ini sangat rentan jadi tolong monitor, jangan acuh tidak acuh saja. Buktikan kinerja kita sehingga masyarakat tidak kecewa. Tapi kalau kita lambat merespon, sudah pasti masyarakat kecewa," kata Haris, Rabu (20/3/2019).

Menurutnya, terdapat beberapa daerah yang saat ini sudah memasuki masa krisis air bersih. Diantaranya, Desa Tarempa Barat serta Desa Sri Tanjung. Kedua desa ini, selalu menjadi langganan kekeringan jika musim kemarau mulai melanda Tarempa.

"Tanjung itu daerah rawan dan selalu menjadi desa pertama kesulitan air jika kemarau. Jadi tolong dicek. Kalau tidak ada bak penampungan di sana, segera adakan. Jika ada masalah lain, segera lapor ke saya. Jangan tunggu masyarakat ribut, baru kita direspon, itu salah," tegas Haris.

Bahkan kata Haris, dirinya sempat merasa malu kepada Gubernur Kepri, Nurdin Basirun saat melakukan kunjungan kerja ke Anambas baru-baru ini. Dimana, air tidak tersedia di toilet masjid saat Gubernur hendak ke kamar kecil.

"Saya tidak mau kejadian yang dialami Pak Gubernur kemarin terjadi kembali," jelasnya.

Pengakuan warga, krisis air bersih yang melanda di dua desa tersebut sudah terjadi sejak dua pekan terakhir. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga terpaksa mengangkut air dengan menggunakan jerigen yang diambil dari bak-bak penampungan yang tersebar di sejumlah lokasi di Tarempa.

"Sudah dua minggu ini air tidak mengalir. Sebelumnya, dua hari sekali mengalir tapi sekarang sudah mati total. Apa masalahnya saya kurang tahu sebab hanya sebagian daerah saja air tidak mengalir, sementara sebagian lagi mengalir," ujar Andi salah satu warga Desa Tanjung.

Dalam sehari, Andi mengaku mengangkut air hingga 10 jerigen. Dalam satu kali angkut, Ia hanya mampu membawa sebayak 2 jerigen karena menggunakan motor. Pekerjaan tambahan ini sudah ia lakoni sejak kerisis air mulai melanda tarempa serta demi memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci hingga mandi sekeluarga.

"Harapan kami, pemerintah daerah bisa merespon keluhan kami dengan cepat jangan hanya ngomong doang. Sebab, setiap tahun selalu begini. Jika seminggu kedepan tidak juga hujan, bakal bayak lagi lah warga yang antri untuk mengangkut air," jelasnya.

Editor: Yudha