Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Stok Bahan Pokok di Tanjungpinang Dipastikan Aman Sampai Tahun Baru
Oleh : Charles Sitompul
Selasa | 18-12-2018 | 18:40 WIB
tpid-tpi-18.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Rapat TPID Tanjungpinang di akhir tahun 2018, membahas ketersediaan stok sembako. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemerintah Kota Tanjungpinang memastikan, stok bahan pokok selama perayaan natal dan tahun baru dipastikan aman dan masih tersedia.

Hal ini terungkap dalam rapat rutin Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang dipenghujung 2018, yang dilaksanakan di ruang rapat Kantor Wali Kota Tanjungpinang, Senin (17/12/2018).

TPID Kota Tanjungpinang terus berkomitmen dalam mengendalikan inflasi. Sebab, dengan inflasi yang terkendali akan memberikan dampak pada harga barang komuditas yang terkedali dan daya beli masyarakat.

Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Rahma menyampaikan, terima kasih kepada seluruh anggota TPID yang hadir. "Alhamdulillah koordinasi kita hari ini berjalan lancar, semoga kerja sama yang sudah kita bina selama ini dapat terus berjalan baik dan berdampak positif kepada masyarakat, dari kerja keras kita semua, Tanjungpinang bisa mendapatkan TPID terbaik se-Kepri, semua ini tidak akan terwujud tanpa adanya kerja sama kita semua," ungkap Rahma.

Dalam kesempatan itu, Rahma juga berpesan agar koordinasi yang dilakukan dapat segera terlaksana di lapangan, sesuai tupoksi masing-masing, sehingga ketersediaan kebutuhan pangan dapat terpenuhi dan tidak meresahkan masyarakat, apalagi sudah masuk musim libur sekolah, serta natal dan tahun baru.

"Semua harga barang atau komoditi jangan sampai melambung tinggi, kita di pemerintah harus sigap dalam memantau harga khususnya kebutuhan pokok, untuk menekan inflasi di Kota Tanjungpinang dan dalam waktu dekat saya akan turun langsung ke pasar untuk memantau harga dan ketersediaan barang di pasar," kata Rahma.

Sekretaris Daerah, Riono mengatakan, kunci utama mengendalikan serta menjaga harga komoditas di pasaran agar tetap stabil adalah ketersedian stok yang cukup, jika stok kurang, maka hukum ekonomi itu akan berjalan di mana jika ketersedian stok tidak mencukupi maka harga dari bahan komuditas tersebut akan meningkat.

"Kita akan menghadapi natal dan tahun baru, meski tidak seheboh menghadapi lebaran Idul Fitri dan ditambah lagi akan menghadapi Musim Utara, tentunya ini tetap perlu kita sinergikan agar stok di pasaran tetap cukup untuk memenuhi kebutuhan natal dan tahun baru," kata Riono.

Oleh karena itu, untuk memastikan ketersedian stok yang cukup di pasaran pada rapat rutin bulanan kali ini, Riono mengundang pengusaha ayam potong yang ada di Kota Tanjungpinang karena terjadi kenaikan harga ayam potong pada bulan November hingga pertengahan Desember.

Beberapa waktu yang lalu Tanjungpinang sudah melakukan kerja sama dengan Kabupaten Kulonprogo untuk ketersediaan pangan khususnya cabai. "Kita juga akan mencoba menjalin kerja sama dengan Sumatera Barat untuk pemenuhan kebutuhan pangan di Kota Tanjungpinang, dan alhamdulillah BUMD sudah melakukan survei untuk jalur transportasinya," jelasnya.

Begitu pula dengan Bulog membenarkan bahwa untuk pasokan beras medium, premium, gula dan minyak goreng, saat ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan bagi masyarakat Kota Tanjungpinang untuk 3 bulan mendatang dan masih bisa menjual di bawah HET.

Selain itu, perkembangan inflasi di Kota Tanjungpinang pada bulan November 2018, berdasarkan data yang dipaparkan oleh BPS ada 35 komoditi yang mengalami penurunan harga dan 57 komoditi mengalami kenaikan harga.

Penyumbang inflasi salah satunya adalah nasi dengan lauk, bahan bakar rumah tangga, angkutan udara dan sebagainya. Pada bulan November 2018 ini Kota Tanjungpinang mengalami deflasi sebesar -0,11 persen, Kota Batam inflasi 0,51 persen, dan inflasi Provins Kepri sebesar 0,43 persen di atas nasional yang mengalam inflasi 0,27 persen.

Adapun resiko inflasi akhir tahun dipengaruhi curah hujan dan gelombang tinggi, ekspektasi inflasi jelang natal dan tahun baru, potensi kenaikan harga cabai merah dan tarif angkutan udara dikarenakan memasuki musim liburan. Sedangkan rekomendasi pengendalian inflasi di antaranya kerja sama lintas TPID untuk mengendalikan harga komoditas tertentu yang mengalami surplus di masing-masing kabupaten dan kota.

Selain itu juga perlu dilakukan pengembangan program urban farming dengan skala yang lebih luas seperti penanaman sayuran penyumbang inflasi seperti bayam, kangkung dan kacang panjang. Mengintensifkan kerja sama antar daerah untuk pasokan bahan makanan khususnya yang berpotensi mengalami kenaikan harga.

Selanjutnya untuk pengendalian inflasi diharapkan dapat menjaga kelancaran arus bongkar muat dan distribusi angkutan barang komoditas pangan ke Kota Tanjungpinang dan perlu dikomunikasikan kepada masyarakat untuk mengendalikan konsumsi ikan laut menjelang angin Musim Utara.

Editor: Gokli