Indonesia Siap Sambut Era Kecerdasan Buatan, Literasi Digital Jadi Prioritas
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 13-12-2024 | 15:44 WIB
Komdigi-AI.jpg
Komdigi dalam pertemuan dengan Komunitas Siberkreasi di Yogyakarta, Selasa (10/12/2024) malam. (Komdigi)

BATAMTODAY.COM, Yogyakarta - Indonesia kini berada di jalur menuju pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) secara optimal, sebagaimana disoroti dalam penilaian Readiness Assessment Methodology (RAM)-AI UNESCO.

Meski demikian, tantangan seperti konektivitas, talenta digital, dan manajemen risiko masih menjadi perhatian utama dalam penerapan teknologi ini.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menegaskan pentingnya masyarakat memahami teknologi AI, termasuk manfaat dan potensi risiko yang menyertainya. Dalam pertemuan dengan Komunitas Siberkreasi di Yogyakarta, Selasa (10/12/2024) malam, ia menekankan bahwa AI telah menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai sektor kehidupan.

"AI sudah dipakai di semua sektor. Masyarakat perlu tahu cara kerja teknologi ini, memahami sisi positifnya, dan mewaspadai dampak negatifnya, termasuk dimensi etisnya," ujar Nezar, demikian dikutip laman Komdigi.

Dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berkolaborasi dengan Siberkreasi untuk memperluas literasi digital. Menurut Nezar, literasi digital tidak hanya mencakup pemahaman tentang teknologi, tetapi juga penguatan kesadaran terhadap penggunaan internet secara sehat.

"Kolaborasi ini melanjutkan inisiatif sebelumnya, termasuk kampanye anti-judi online dan edukasi penggunaan internet yang sehat. Dengan nomenklatur baru Kementerian Komdigi, sinergi literasi digital akan lebih terorganisasi," jelasnya.

Nezar mengungkapkan bahwa Direktorat Jenderal Ekosistem Digital kini bertanggung jawab untuk mempercepat implementasi program literasi, dengan fokus pada deep technology seperti AI. Program literasi ini dijadwalkan menjadi prioritas utama pada 2025.

Selain literasi digital, pemerintah juga tengah mematangkan kebijakan terkait pengaturan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan. Dialog dengan pelaku industri, organisasi masyarakat, dan akademisi terus dilakukan untuk menciptakan regulasi yang inklusif dan efektif.

"Kami sedang mengkaji opsi terbaik untuk regulasi ini. Apakah dalam bentuk peraturan menteri, peraturan pemerintah, atau bahkan peraturan presiden," ungkap Nezar.

Upaya pemerintah dalam memajukan ekosistem digital di Indonesia menjadi langkah strategis dalam menyambut era kecerdasan buatan. Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, komunitas, dan industri, diharapkan teknologi AI tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membawa manfaat nyata bagi kehidupan masyarakat.

Kementerian Komdigi berkomitmen untuk mengedepankan aspek etika dalam penerapan teknologi, memastikan kecerdasan buatan dapat diakses dengan aman, efisien, dan berkelanjutan. "Kita ingin AI ini menjadi alat yang mendukung kehidupan masyarakat Indonesia, bukan menjadi ancaman," pungkas Nezar.

Editor: Gokli