Perdana! Barantin Kepri Fasilitasi Ekspor Kelapa Parut Kering ke Yordania
Oleh : Aldy
Sabtu | 23-11-2024 | 15:04 WIB
23-11-EKSPOR-KELAPA-PERDANA_0349348.jpg
Ekspor perdana kelapa parut kering (low-fat desiccated coconut) sebanyak 19 ton dari Kepulauan Riau ke Yordania. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Badan Karantina Indonesia (Barantin) mencetak sejarah dengan memfasilitasi ekspor perdana kelapa parut kering (low-fat desiccated coconut) dari Kepulauan Riau ke Yordania. Sebanyak 19 ton komoditas senilai Rp 340 juta diberangkatkan dari Satuan Pelayanan (Satpel) Tanjung Uban oleh eksportir PT BOF.

Kepala Karantina Kepulauan Riau, Herwintarti, menjelaskan seluruh kelapa parut kering tersebut telah melalui serangkaian proses karantina untuk memastikan sesuai dengan standar kesehatan dan keamanan negara tujuan.

"Setelah dilakukan tindakan karantina dan dipastikan sehat, kami menerbitkan sertifikat kesehatan (Phytosanitary Certificate) sebagai jaminan keberterimaan produk di Yordania," ungkap Herwintarti, dalam keterangan tertulis, Jumat (22/11/2024).

Ekspor ini juga mencerminkan komitmen Barantin, sesuai arahan Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, untuk memastikan keamanan serta kualitas komoditas hewan, ikan, dan tumbuhan yang dilalulintaskan, sehingga dapat diterima di pasar internasional.

Herwintarti menyoroti pentingnya inovasi digital dalam proses karantina, seperti melalui aplikasi Barantin Electronic System for Transaction and Utility Service Technology (Best Trust). Aplikasi ini memudahkan masyarakat dan pelaku usaha mengajukan tindakan karantina secara daring tanpa perlu datang ke kantor.

"Dengan Best Trust, layanan karantina menjadi lebih transparan dan efisien. Inovasi ini memungkinkan sinergi lebih baik antarinstansi," jelas Herwintarti.

Data Karantina Kepulauan Riau menunjukkan bahwa PT BOF telah memanfaatkan aplikasi Best Trust sebanyak 26 kali dalam dua bulan terakhir untuk berbagai ekspor produk olahan kelapa, termasuk kelapa parut, air kelapa, dan santan.

Tak hanya layanan digital, Herwintarti menambahkan bahwa pihaknya terus memberikan bimbingan teknis terkait sanitasi dan fitosanitasi sesuai persyaratan negara tujuan ekspor. Langkah ini bertujuan memastikan produk olahan kelapa dari Indonesia tetap kompetitif dan memenuhi standar global.

"Ekspor perdana ini membuktikan bahwa digitalisasi layanan dan kolaborasi erat antara pelaku usaha dan instansi pemerintah mampu mendorong daya saing komoditas lokal di pasar internasional," tutup Herwintarti.

Editor: Gokli