Indonesia Berikan Bantuan Militer untuk Kamboja
Oleh : Redaksi
Sabtu | 31-08-2024 | 14:52 WIB
Bantuan-Militer.jpg
Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Dr Santo Darmosumarto, saat menyerahkan bantuan militer, yang diterima Jenderal Mao Sophan, Wakil Komandan RCAF sekaligus Komandan Angkatan Darat Kamboja, dalam sebuah upacara di Bandara Internasional Phnom Penh. (Kemlu)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Republik Indonesia telah menyerahkan bantuan militer kepada Kamboja berupa senapan, pistol, dan amunisi. Bantuan ini diserahkan oleh Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Dr Santo Darmosumarto, dalam sebuah upacara di Bandara Internasional Phnom Penh.

Mewakili pihak Kamboja adalah Jenderal Mao Sophan, Wakil Komandan Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (RCAF) sekaligus Komandan Angkatan Darat Kamboja.

"Acara hari ini menegaskan hubungan yang langgeng antara militer Indonesia dan Kamboja," jelas Dubes Santo, demikian dikutip laman Kemlu, Kamis (29/8/2024).

"Saya senang melihat bahwa hubungan yang kuat ini telah menjadi dasar bagi peningkatan kerja sama bilateral di berbagai bidang dalam beberapa tahun terakhir. Kami merasa terhormat dapat melakukannya di saat kami merayakan 65 tahun hubungan diplomatik."

Dubes Santo juga menyampaikan harapannya agar penguatan kerja sama pertahanan dan keamanan bilateral yang berkelanjutan dapat memberikan kontribusi positif tidak hanya bagi perdamaian dan stabilitas di kedua negara, tetapi juga bagi kawasan secara keseluruhan. "Dalam lingkungan keamanan global yang semakin tidak dapat diprediksi, penting bagi Indonesia dan Kamboja, sebagai tetangga dekat dan anggota Komunitas ASEAN, untuk mendukung upaya meningkatkan kapasitas militer masing-masing secara bersama-sama," tambahnya.

Bantuan yang diserahkan kepada pemerintah Kamboja ini diproduksi oleh PT PINDAD. Hal ini menunjukkan potensi industri pertahanan Indonesia dan membuka dimensi baru dalam kerja sama pertahanan dan keamanan antara Indonesia dan Kamboja, yang selama bertahun-tahun telah melaksanakan berbagai program peningkatan kapasitas dan pertukaran personel militer di antara kedua negara.

Kerja sama pertahanan dan keamanan antara Indonesia dan Kamboja dimulai pada tahun 1970-an, namun semakin diperkuat pada tahun 1990-an. Setelah Paris Peace Agreement pada tahun 1991, Indonesia mengirimkan lebih dari 3.900 penjaga perdamaian untuk terjun dalam misi UNTAC pada tahun 1992-1993. Mereka disambut hangat oleh masyarakat Kamboja, interaksi antara penjaga perdamaian Indonesia dan komunitas lokal menghidupkan kembali hubungan antara kedua negara setelah bertahun-tahun mengalami gejolak selama Perang Dingin.

Militer Indonesia secara rutin memberikan pelatihan bagi berbagai unit Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja, termasuk Pasukan Komando Khusus (Brigade 911) dan Markas Besar Pasukan Pengawal (BHQ). Kerja sama ini juga ditandai dengan seringnya pertukaran kunjungan di antara para pejabat senior militer kedua negara.

Editor: Gokli