Menumpuk di Batam dan Tanjungpinang

Pemprov Kepri Minta Pintu Pemulangan PMI Dibuka di Daerah Lain
Oleh : Redaksi
Rabu | 21-04-2021 | 19:12 WIB
pintu-tki.jpg
Sekdaprov Kepri, H TS Arif Fadillah. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau berupaya mengantisipasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia menumpuk di Batam dan Tanjungpinang karena harus menunggu hasil pemeriksaan tes usap dengan metode PCR selama lima hari.

"Hasil tes usap di Batam dan Tanjungpinang itu baru diketahui lima hari kemudian. Selama itu, PMI harus isolasi di Batam dan Tanjungpinang sebelum dipulangkan ke daerah asal," kata Sekda Kepri Tengku Said Arif Fadillah, di Tanjungpinang, Selasa (20/04/2021) seperti dikutip laman Diskominfo Kepri.

Jumlah PMI dari Malaysia yang dipulangkan ke Tanah Air melalui Batam dan Tanjungpinang sejak Januari-17 April 2021 sekitar 11 ribu orang. Dalam periode itu, sebanyak 190 orang tertular Covid-19.

"Bulan ini ada sekitar 120 orang PMI menjalani karantina terpadu dan dirawat, paling banyak di Batam," ucapnya.

Menurut dia, potensi PMI dari Malaysia menumpuk di Batam dan Tanjungpinang semakin besar ketika diterapkan larangan mudik pada 6-17 Mei 2021. Ketika jalur pelayaran dan penerbangan umum ditutup saat itu, otomatis PMI tersebut menumpuk di Batam dan Tanjungpinang.

"Kami sarankan agar pemerintah menghentikan sementara waktu pemulangan TKI ke Tanah Air sampai jalur pelayaran dan penerbangan dibuka kembali," tuturnya.

Permasalahan itu sudah disampaikan kepada Pemerintah Pusat. Pemprov Kepri minta agar pintu pemulangan PMI ke Tanah Air dibuka di wilayah lainnya seperti Dumai, Bengkalis dan Tanjung Balai Asahan sehingga tidak menumpuk di Batam dan Tanjungpinang.

"Itu salah satu solusi, selain potensi permasalahan lainnya yang terjadi jika PMI menumpuk di Batam dan Tanjungpinang," ujarnya.

Arif mengatakan potensi permasalahan yang terjadi jika jumlah PMI yang tertular Covid-19 cukup banyak. "Ruang karantina terpadu di Batam dan Tanjungpinang terbatas, bahkan sekarang sudah hampir penuh," katanya.

Potensi permasalahan lainnya yakni konsumsi untuk PMI asal Malaysia selama berada di Batam dan Tanjungpinang. "Kami minta ini diperhatikan pemerintah pusat," ucapnya.

Editor: Gokli