Lemhannas RI Kaji Peran Medsos Bangun Wawasan Kebangsaan di Batam
Oleh : Putra Gema
Kamis | 08-04-2021 | 18:20 WIB
lemhanas-kaji-medsos.jpg
Wakil Gubernur Lemhanas, Marsekal Madya Wieko Syofyan bersama tim saat melakukan kajian peran Medsos untuk membangun wawasan kebangsaan di Batam, Kamis (8/4/2021). (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia mengkaji peran media sosial guna membangun wawasan kebangsaan di Kota Batam.

Wakil Gubernur Lemhanas, Marsekal Madya Wieko Syofyan mengatakan, dipilihnya Kota Batam dalam pengkajian ini dikarenakan berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga.

"Kami menilai Kepri yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia memiliki dinamika, bisa menjadi pertimbangan dalam penyusunan kajian yang akan disampaikan ke pemerintah," kata Wieko Syofyan di Pacific Hotel, Kamis (8/4/2021).

Wieko melanjutkan, kajian itu merupakan program Lemhanas jangka panjang. Hal ini guna memberikan masukan kepada pemerintah dalam membuat kebijakan 3 sampai dengan 5 tahun ke depan.

Dijelaskannya, budaya Kepri yang kental dengan Melayu dan berbatasan dengan negara yang juga memiliki rumpun yang sama, sedikit banyak mempengaruhi pola komunikasi di media sosial.

"Kami mengundang Pemprov dan tokoh masyarakat untuk menyeimbangkan masalah dan solusi yang diantisipasi ke depan," tegasnya.

Di waktu yang bersamaan, Direktur Pengkajian Sosial Budaya dan Demografi Debidjianstrat Lemhannas, Brigjen Pol Joko Rudi menyatakan, kajian itu memiliki tujuan strategis, membahas rencana dan upaya pemerintah dalam mengantisipasi dampak medsos.

Menurut dia, apabila media sosial tidak dikelola baik, maka dapat berakibat gangguan pada wawasan kebangsaan bagi generasi muda. "Hasilnya akan kami olah ke dalam rangkaian 'round table discussion' dengan memanggil pakar media, pengolah data yang bagus untuk diusulkan sebagai rekomendasi ke RI 1 (Joko Widodo)," ungkapnya.

Diharapkannya, ke depan hasil jangka panjang ini akan memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa dan jangan sampai terdapat penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dan terkelola dengan baik.

Editor: Gokli