Cut and Fill Ilegal di Tanjungundap Terus Beroperasi, Pengusaha Untung, Pemerintah Buntung
Oleh : Irwan Hirzal
Sabtu | 17-10-2020 | 17:52 WIB
keruk-bauksit.jpg
Aktivitas cut and fill di Tanjungundap, Tembesi, Kota Batam. (Foto: Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Aktivitas pemotongan lahan (cut and fill) di Tanjungundap, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, masih tetap beroperasi, meski disinyalir belum mengantongi izin.

Pemotongan lahan ini tentu akan membuat pengusaha yang melakukan pekerjaan, RB, untung besar. Sebab, tanah pada perbukitan itu bukan tanah biasa, namun mengandung biji bauksit, yang bisa saja diekspor atau dijadikan tanah tibun dengan harga lebih tinggi.

Sementara pemerintah, dengan tidak adanya izin, tentu bakal buntung. Tidak mendapat pemasukan, baik retribusi maupun pajak dari aktivitas ilegal tersebut.

Terkait tanah di Tanjungundap mengandung biji bauksit, disampaikan seorang sumber BATAMTODAY.COM, Sabtu (17/10/2020). Sumber yang namanya tidak mau dipublikasikan itu mengatakan, baru-baru ini rekannya sesama pemain bauksit mengambil bauksit beberapa truk dari Tanjungundap.

"Beberapa waktu lalau, kawan saya sesama pemain bauksit baru ngambil di sana. Tetapi memang jumlahnya tidak banyak," kata sumber yang sudah lama berkecimpung di penambangan bauksit itu.

Ia juga menyebutkan, proyek pemotongan lahan itu dikerjakan pengusaha berinisial RB. "Informasi di lapangan tanahnya itu dibuang ke Putri Hijau. Namun lokasi tepatnya, saya tidak mengetahui," ungkanya.

Sebelumnya, pantauan di lapangan, pemotongan bukit ini memang sangat jauh dari pemukiman warga. Namun aktivitas dam truk pengangkut tanah melintasi jalur utama warga Tanjungundap.

Di lokasi terdapat alat berat yang digunakan mengorek bukit, lalu kendaraan dam truk berjumlah belasan selalu mondar mandir untuk mengangkut tanah.

"Aktivitas ini sudah berjalan satu minggu. Pengerjaannya tidak menentu kadang pagi sampai sore. Kemarin beroprasi malam hari," ucap salah seorang warga Tanjungundap, yang namanya tidak mau ditulis, Jumat (16/10/2020).

Warga sekitar tidak mengetahui itu proyek siapa, warga hanya berharap agar proyek itu diperhatikan petugas. Karena memang akan berdampak bagi lingkungan.

"Jika tidak ada pengawasan, tentu akan ada dampak serius bagi lingkungan sekitar," tutupnya.

Sementara itu, Arfie, Lurah Tembesi mengatakan belum mengetahui siapa pemilik proyek. Pasalnya, Kelurahan Tembesi tidak mendapatkan laporan tentang aktivitas pemotongan bukit di sekitar Tanjungundap. "Saya belum tahu informasinya ini, pihak kelurahan akan turun ke sana bersama Kasitrantib," singkatnya.

Editor: Gokli