Realisasi Investasi KEK Galang Batang Capai Rp 11 Triliun
Oleh : Redaksi
Senin | 28-09-2020 | 09:40 WIB
KEK-Galang-Batang111.jpg
KEK Galang Batang di Kabupaten Bintan. (Dok)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah mencatat realisasi investasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Bintan, Kepulauan Riau, mencapai Rp11 triliun per September 2020. Selain itu, penyerapan tenaga selama masa pembangunan mencapai 3.500 orang.

"Ini luar biasa dan diharapkan bisa terus bertambah serta memberikan multiplier effect yang lain," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Nasional KEK dalam keterangan resmi, Senin (28/9/2020).

Selain itu, Airlangga juga mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan dengan kegiatan utama industri pengolahan bauksit dan turunannya itu. Pembangunan meliputi utilitas kawasan, refinery alumina dan pembangkit listrik untuk mendukung ekspor perdana satu juta ton smelter grade alumina (SGA) pada 2021.

"Sebelumnya kita hanya mengekspor bauksit, sekarang (SGA) bisa diproduksi di sini," kata Airlangga.

Ia menekankan pendekatan pengembangan kawasan tidak hanya mendirikan industri aluminium atau alumina saja, melainkan juga industri tekstil.

"Jadi ini adalah pendekatan yang unik dan tidak banyak dilakukan di berbagai pabrik lain. Bapak-bapak yang pria bekerja di pabrik baja, sedangkan yang wanita bisa bekerja di pabrik tekstil," ujarnya.

Airlangga juga memberikan apresiasi kepada PT Bintan Alumina Indonesia atas komitmennya sebagai pengembang kawasan dan juga investor utama KEK Galang Batang.

"Saya ucapkan selamat dan menunggu kapan bisa diresmikan karena aluminium adalah bahan yang banyak digunakan berbagai sektor bahkan sekarang otomotif pun sebagian menggunakannya," katanya.

KEK Galang Batang merupakan salah satu KEK yang berkembang baik dan menjadi model pengembangan KEK lainnya. Kawasan terletak di Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan strategis internasional, serta berhadapan dengan Singapura serta Malaysia.

Investasi di kawasan ini ditargetkan mencapai Rp 36,25 triliun dengan penyerapan tenaga kerja paling tidak sebanyak 23.200 orang hingga 2027. Nilai investasi itu dapat bertambah hingga US$ 5,5 miliar dolar AS atau Rp 77 triliun.

Sebagai informasi, produksi bauksit Indonesia dapat mencapai 40 juta ton per tahun. Pengolahan bauksit menjadi alumina memberi nilai tambah sekitar 5-13 kali lipat bila diolah menjadi aluminium.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha