Inilah Ajakan Muhammadiyah dan NU dalam Mengisi Malam Pergantian Tahun
Oleh : Redaksi
Minggu | 29-12-2019 | 19:04 WIB
muhmamidayaH-nu.jpg
Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengajak umat Islam mengisi tahun baru dengan meningkatkan kualitas iman dan takwa. Sementara Pengurus Besar Nahdatul Ulama (NU) mengajak umat Islam melakukan sesuatu yang memiliki nilai manfaat dan harus menjadi contoh bagaimana mengisi malam pergantian tahun itu.

Abdul Mu'ti dan Ketua Pengurus Harian PBNU KH Robikin Emhas secara terpisah, Minggu (29/12/2019).

Menurut Abdul Mu'ti, umat Islam yang akan merayakan Tahun Baru 2020 bisa diisi dengan memperbanyak dzkir, shalawat dan doa lebih baik daripada pesta pora yang tak ada manfaatnya.

"Bagi umat umat Islam, bisa mengisi malam tahun baru dengan berdzikir, bermunajat, dan muhasabah," kata Abdul Mu'ti.

Ia menilai memang tidak ada tuntutan dari Agama Islam untuk berdzikir pada malam tahun baru. Karena dzikir atau mengingat Allah bisa dilaksanakan kapan saja dan di mana saja demi dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

"Akan tetapi, dzikir di tahun baru tidak terlarang, asalkan tidak diwajibkan," katanya.

Menurutnya, dari sudut budaya, dzikir tahun baru merupakan budaya baik dan bisa menjadi konter atas budaya barat yang sekuler. Merayakan tahun baru dengan berdzikir jauh bermanfaat secara sosial dan spiritual daripada pesta pora yang berlebihan.

Abdul Mu'ti mengatakan, momen pergantian tahun merupakan peristiwa biasa yang terjadi setiap tahun. Apalagi momen tahun baru masehi yang merupakan peristiwa kultural yang jamak.

Akan tetapi, karena perkembangan jaman saat ini, di tengah arus budaya pop yang berasal dari barat, momen pergantian tahun sering diisi dengan berbagai hiburan dan pesta-pesta.

"Tentu tidak ada larangan. Tetapi berpesta-pesta secara berlebihan tidak banyak manfaat," katanya.

Sedangkan Ketua Pengurus Harian PBNU KH Robikin Emhas mengatakan, banyak kegiatan kreatif dan produktif dapat dilakukan dalam berbagai kesempatan, termasuk di malam pergantian tahun.

"Tanpa menghilangkan unsur rektreatif. Bahkan memiliki nilai ekonomis," kata Robikin Emhas.

Menurut KH Robikin, tak perlu mengisi tahun baru dengan bakar uang dan buang energi cuma-cuma yang terkesan sebagai kegiatan hura-hura. Di era milenial dan teknologi informasi, kehebatan anak muda tidak diukur dari seberapa banyak ia sanggup membeli petasan dan membakarnya bersamai-ramai.

"Tidak juga oleh nyaringnya suara knalpot dan klakson motor atau mobil di jalanan. Tidak. Sekali lagi tidak," katanya.

Selain itu, kata dia, kehebatan anak muda tidak diukur dari kemampuannya mentraktir taman-temannya, dengan berjingkrak-jingkrak dalam gelapnya malam atau bisa plesir ke mancanegara.

Akan tetapi, kata KH Robikin, pemuda hebat juga bukan mereka yang bisa berkata orang tua saya pejabat ini atau itu, pengusaha bidang ini atau itu. Milenial hebat adalah mereka yang setia dengan cita-cita bagi masa depan gemilangnya sendiri.

"Ia tak larut situasi dan sanggup menenggalamkan diri dengan berbagai kegiatan kreatif dan inovatif," katanya.

Editor: Surya