Kelangkaan Telur di Anambas, DKUMPP Awasi Pedagang Jual di Atas Harga Normal
Oleh : Fredy Silalalhi
Senin | 17-06-2019 | 09:40 WIB
ilustrasi-telur-langka.jpg
Ilustrasi kelangkaan telur. (ist)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Memasuki hari keempat pasca putusnya ketersedian telur ayam eropa, Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) Kabupaten Kepulauan Anambas akan gelar pengecekan pasar terkait penjualan di atas harga normal.

DKUMPP tidak mengelak terkait adanya oknum pedagang yang sengaja menyimpan stok, karena mengetahui kapal barang tidak masuk sementara peredaran telur ayam terbatas.

"Kita akan melakukan pengecekan ke pasar, apakah kenaikan masih di batas yang wajar atau tidak. Karena di sini sedang berlaku hukum pasar, di saat barang terbatas dan permintaan meningkat maka akan ada kenaikan harga. Ini yang kita pantau," jelas Usman, Kepala DKUMPP Anambas, Senin (17/6/2019).

Usman mengakui, penyebab putusnya telur ayam yakni kapal barang yang belum beroperasi dari Tanjungpinang. Sehingga sebagian barang mengalami keterbatasan stok.

"Dari hasil konfirmasi kami kepada sejumlah pemilik kapal barang, paling lambat kapal masuk pada hari Kamis (20/6) mendatang. Alasan belum berangkat karena barang belum banyak yang masuk ke kapal. Kemudian kita baru saja selesai lebaran, sehingga banyak pertimbangan belum berangkat," jelasnya.

Usman manambahkan kalau pihaknya telah berkoordinasi dengan para pedagang agar memanfaatkan alternatif lain untuk menutupi keterbatasan telur ayam eropa.

"Kami sudah mengimbau pedagang agar memanfaatkan kapal lain untuk membawa telur dari Tanjungpinang," terangnya.

Sebelumnya, Masyarakat Kecamatan Siantan khususnya para pedagang nasi dan mie tarempa mengeluhkan kelangkaan telur ayam eropa yang terjadi selama 3 hari terakhir. Hal tersebut diakibatkan belum tibanya kapal pengangkut barang dari Tanjungpinang di Tarempa.

"Sudah tiga hari susah mencari telur ayam. Stoknya memang sudah habis. Kalau pun ada yang jual, harganya pasti sudah melambung tinggi," kata Edi salah satu pedagang mie tarempa di Kecamatan Siantan, Minggu (16/6/2019).

Edi mengakui disaat telur normal harganya hanya berkisar Rp 42.000 hingga Rp 48.000 per papan. Namun ketika telur ayam langka, harganya bisa mencapai Rp 55.000 hingga 65.000 per papan.

"Kalau terdesak, mau tak harus dibeli. Tetapi harga dagangan kita naikkan juga. Namun ketika barang normal, harga dagangan juga normal," ujarnya.

Editor: Chandra