Ketua DPR Puji Sikap TNI AL yang Bisa Menahan Diri dari Provokasi Kapal Vietnam
Oleh : Irawan
Senin | 29-04-2019 | 13:16 WIB
bamsoet20.jpg
Ketua DPR Bambang Soesatyo

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) memuji TNI AL yang menahan diri dari provokasi oleh kapal Vietnam yang ingin mencuri ikan. Bamsoet mengatakan kasus tersebut sejatinya terjadi di wilayah hukum Indonesia.

"Tindakan penegakan hukum di wilayah perairan Indonesia oleh prajurit TNI AL yang mengawaki KRI Tjiptadi-381. Tentu saja Prajurit TNI AL tidak boleh membiarkan pencurian ikan di wilayah perairan RI oleh nelayan atau kapal ikan dari negara lain," kata Bamsoet, dalam keterangannya, Senin (29/4/2019).

Ia memuji kebijaksanaan anggota TNI AL yang dianggap menghindari konflik diplomatik. "Kearifan dan kesabaran prajurit TNI AL yang mengawaki KRI Tjiptadi-381 membuktikan bahwa prajurit TNI sangat terlatih dan tahu bagaimana harus bersikap dan bertindak terukur untuk menghindari insiden diplomatik," ungkap Bamsoet.

Selain itu, DPR juga memuji anggota TNI yang menyelamatkan 12 awak kapal pencuri ikan dari Vietnam yang tenggelam. Menurut Bamsoet, kejadian kapal pengawas pantai Vietnam yang sengaja menabrak KRI Tjiptadi-381 di Laut Natuna Utara terjadi karena saling klaim yang berujung salah pengertian. Kejadian serupa juga pernah terjadi dan bersinggungan dengan kapal negara lainnya.

"Dan, pada kasus-kasus sebelumnya, prajurit TNI AL pun pernah menghadapi provokasi dari pengawal pantai negara lain. Tak hanya pengawal pantai Vietnam, melainkan juga pengawal pantai dari negara lain di lingkungan ASEAN maupun dari luar ASEAN," ujar politikus Golkar itu.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR Satya Widya Yudha mengatakan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bisa mengirimkan nota diplomatik sebagai bentuk protes terhadap pengawas perikanan Vietnam sengaja menabrakkan diri ke KRI Tjiptadi-381 yang sedang patroli menangkap kapal illegal fishing di Natuna Utara.

"Segera diselesaikan melalui meja perundingan atau diplomasi," kata Satya Yudha.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, katanya, bisa membuat nota protes kepada pemerintah Vietnam karena menyangkut batas wilayah negara.

"Menlu bisa mengeluarkan nota protes, terlebih menyangkut batas-batas wilayah negara," tutur dia.

Selain itu, ia menyebut insiden kejadian itu perlu dilakukan investigasi untuk mengetahui masalah teknis atau kesengajaan. Sebab Vietnam dan Indonesia merupakan negara Asean yang ikut pengamanan perairan regional.

Seperti diketahui, Kapal Perikanan Vietnam dengan sengaja menabrakan KRI TPD 381 yang sebelum telah berhasil menangkap sebuah kapal yang melakukan ilegal fishing di perairan Natuna.

Dua kapal milik Vietnam, yakni KN 264 dan KN 213 melakukan manuver dengan menghalangi KRI TPD 381, bahkan menabrak kapal tangkapan milik vietnam yang telah di tarik KRI hingga tengelam.

Tidak hanya itu, kedua kapal Vietnam KN 264 juga menabrak KRI TPD 381 dari sisi lambung kiri, sementara untuk KN 213 milik Vietnam menabrak dengan sengaja KIAV BD 979 berbendera Vietnam hingga bocor dan tenggelam saat ditarik KRI TPD 381 menuju Posal Sabang Mawang.

Editor: Surya