Kisah Viral Pasangan Muslim di Malaysia Jual Cendera Mata Babi Jelang Imlek
Oleh : Redaksi
Selasa | 05-02-2019 | 19:40 WIB
imlek-babi.jpg
Pasangan suami-istri di Sabah, Malaysia, menjual cendera mata babi. (foto: ist/www.bbc.com).

BATAMTODAY.COM, Batam - Pasangan suami-istri di Sabah, Malaysia, Adam Baderun dan Yuslina Badrum, menjadi perbincangan karena menjual pernak-pernik dan cendera mata babi dalam aneka bentuk.

Berita tentang Adam dan Yuslina yang dimuat oleh situs berita FMT News telah dibagikan lebih dari 18.000 kali hingga Senin (04/02) pagi.

Sebagian besar memuji Adam dan Yuslina.

Pengguna Facebook, Ross Bauer, mengatakan seseorang "tidak akan hilang keyakinan dalam beragama gara-gara menjual cendera mata berbentuk babi".

Glenn Nunis menulis komentar mengapa orang-orang di Sabah dan Sarawak "lebih dewasa dalam menerima perbedaan agama dan budaya?"

Koh Kim Siang sementara itu mengatakan "warga Malaysia di barat mestinya meniru apa yang dilakukan warga di wilayah timur".

Tapi ada pula yang memberi saran agar Adam dan Yuslina tidak menjual cendera mata babi.

"Menurut pemahaman saya, menurut Islam, ini diterima karena hanya mainan ... tapi untuk menjadi Muslim yang baik, coba untuk menghindarinya. Kecuali tak bisa dihindari dan tak ada alternatif lain," kata pengguna Facebook Sulaiman Mon Ali.

Dalam keterangannya, Adam mengatakan bahwa tokonya tidak hanya menjual cendera mata berbentuk babi. Ada banyak pernak-pernik lain yang ia jual.

Adam menjelaskan ia dan istrinya menjual pernak-perrnik babi bertepatan dengan tahun baru Imlek. Dalam kalender Imlek, tahun ini adalah tahun babi.

Dalam kesempatan lain, katanya, ia menjual cendera mata bertema Natal atau Paskah.

Di luar alasan ini, ia mengatakan ingin mendukung toleransi antarumat beragama di Sabah.

"Di Sabah ini kami hidup berdampingan, kami ingin menguatkan keharmonian (antarumat beragama) ... juga menjadi niat kami untuk berniaga tanpa ada rasa prasangka ras dan agama," kata Adam.

Yuslina mengatakan dirinya banyak menerima dukungan dari warganet yang menggambarkan apa yang ia lakukan bersama suaminya sebagai cermin keberagaman dan toleransi beragama dan berbudaya di Malaysia.

"Tapi ada pula netizen yang tidak puas dengan tindakan kami. Ada komentar-komentar yang menyerang kami, ada juga yang mengeluarkan kata-kata kasar yang mestinya tidak disampaikan oleh mereka yang paham dengan ajaran agama," kata Yuslina kepada BBC News Indonesia.

'Kontradiksi'
Yuslina juga menjelaskan bahwa di Sabah, karena ras dan agama lebih beragam, isu soal anjing dan babi tidak sesensitif di daerah-daerah lain di Malaysia.

"Kami sebagai seorang Islam tahu batas-batas yang kami perlu patuhi dan pada saat yang sama kami ingin menguatkan keharmonian (di masyarakat)," kata Yuslina.

Merespons komentar-komentar yang muncul, Yuslina meminta untuk lebih banyak menimba ilmu, baik agama maunpun nonagama.

"Jika mampu, bermusafirlah, lihat bagaimana kecilnya kita ini di pentas dunia dan itu akan mempengaruhi bagaimana kita bertindak ... jangan terlalu cepat untuk menilai seseorang karena ia akan menggambarkan diri kita sendiri," katanya.

"Sebagai seorang Islam, kita adalah role model (contoh) terbaik untuk menunjukkan bahwa agama ini ialah agama yang cinta perdamaian."

Editor situs berita Malaysia Kini, Al-Abror Mod Yusuf, mengatakan apa yang dilakukan suami-istri Adam dan Yuslina menjadi viral karena di dalamnya ada kontradiksi dan juga karena minimnya pemahaman sebagian anggota masyarakat.

"Pasangan suami-istri ini beragama Islam, (sementara) yang mereka jual adalah cendera mata babi. Jadi, ada kontradiksi. Bagi sebagian orang, ini dianggap sesuatu yang janggal," kata Yusuf.

"Sebagian orang menganggap babi itu kotor dan jijik. (Padahal) harus dibedakan antara babi dalam bentuk fisik, dalam bentuk daging, dan benda-benda yang dijual Adam dan Yuslina, yang sejatinya adalah hiasan. Kebetulan berbentuk babi," kata Yusuf.

"Kegagalan dalam memahami perbedaan inilah yang membuatnya menjadi viral," katanya.

Sumber: www.bbc.com
Editor: Chandra