Pelambatan Ekonomi China Diprediksi Berimbas Pada Ekonomi RI
Oleh : Redaksi
Sabtu | 20-10-2018 | 15:52 WIB
menko-darmin11.jpg
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. (Foto: Humas Kemenko Perekonomian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan pertumbuhan ekonomi China yang melambat diperkirakan berdampak pada ekonomi Indonesia pada kuartal III 2018.

Menurut dia, perlambatan pertumbuhan ekonomi China akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Pasalnya, Negeri Tirai Bambu adalah salah satu mitra dagang utama Indonesia.

Darmin mengatakan China masih membutuhkan impor dari Indonesia, terutama dalam bentuk bahan baku industri, seperti bahan kimia dasar organik, dan produk olahan kelapa sawit.

Hal itu juga terlihat dari kinerja ekspor Indonesia ke China pada Agustus lalu sebesar US$2,1 miliar atau turun US$83,5 miliar dibanding bulan sebelumnya. Kemudian, nilai ekspor Indonesia ke China turun lagi sebesar US$182,6 juta ke angka US$1,92 miliar pada September 2018.

Pelemahan permintaan ekspor ke China akan berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia, karena ekspor netto merupakan salah satu komponen pertumbuhan ekonomi.

"Sedikit banyak akan ada pengaruhnya (terhadap pertumbuhan ekonomi)," jelas Darmin ditemui di kantornya, Jumat (19/10).

Menurut dia, penurunan pertumbuhan ekonomi China merupakan imbas dari perang dagang yang terjadi antara Beijing dan Washington. Produksi China melambat, sehingga permintaan bahan baku juga akan menurun, termasuk dari Indonesia.

Darmin menyayangkan bahwa Indonesia harus terpapar dampak perang dagang antara dua negara besar itu, meski tidak langsung terlibat di dalamnya. "Pertumbuhan Indonesia pun kena dampak dari trade war juga," imbuh dia.

Darmin enggan menyebutkan proyeksi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini. Ia hanya menyebutkan perlambatan ekonomi China tak berdampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia pada kuartal kedua.

"Nanti tunggu hasil Badan Pusat Statistik (BPS) November," jelas dia.

Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistic/NBS) melaporkan ekonomi China pada kuartal III 2018 hanya tumbuh 6,5 persen atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya 6,7 persen. Bahkan, angka itu melambat ke laju terlemahnya sejak krisis keuangan global pada 2009.

Sebelumnya, para analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan pertumbuhan ekonomi China dalam setahun penuh ini akan mencapai 6,6 persen, dan 6,3 persen pada tahun depan.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha