Rapat Kerja Minta Kemudahan Regulasi untuk Tarik Investor di Kepri
Oleh : Charles Sitompul
Selasa | 16-01-2018 | 18:42 WIB
nurdin-saat-rapat-dengan-delegasi-china.jpg
Nurdin saat rapat persiapan kerja sama Pemerintah Provinsi Kepri (Indonesia) dengan Provinsi Tianjin (RRC) di Hotel Best Western Premier, Panbil Kota Batam, Senin (15/1/2018) malam.(Foto: Charles Sitompul)

BATAMTODAY.COM, Batam - Gubernur Kepri, Nurdin Basirun, menegaskan Pemprov Kepri terus mempermudah regulasi untuk meningkatkan investasi yang masuk. Regulasi-regulasi itu dipermudah dengan tidak melanggar peraturan dan berkomunikasi dengan Pemerintah Pusat. Regulasi dari pusat pun diharapkan membuat investasi semakin cepat masuk ke Kepri.

"Seperti istilah 'Tarik Jangkar Kita Langsung Berlayar', kami terus mempersiapkan segala sesuatunya untuk menjemput peluang investasi ini," kata Nurdin saat rapat persiapan kerja sama Pemerintah Provinsi Kepri (Indonesia) dengan Provinsi Tianjin (RRC) di Hotel Best Western Premier, Panbil Kota Batam, Senin (15/1/2018) malam.

Menurut Nurdin, dengan masuknya investasi, maka peluang lapangan kerja akan terbuka lebar. Hal ini memberi pengaruh bagi perekonomian sehingga terus meningkat. Karena itu, Nurdin berharap Pemko Batam dan BP Batam bersinergi dalam melihat peluang investasi yang akan ditawarkan oleh Provinsi Tianjin China tersebut.

"Kita harus cepat menangkap peluang ini," tegas Nurdin.

Tampak hadir dalam pertemuan itu, Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo, Asisten Ekonomi Pembangunan Prov Kepri Syamsul Bahrum, Deputi Bidang Perencanaan dan Pengembangan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Yusmar Anggadinata, Kepala Dinas Perdagangan Kepri Burhanuddin, Kepala Biro Pembangunan Kepri Aries Fhariandi, Kepala Biro Humas Protokol dan Penghubung Nilwan, pengusaha Jhon Kennedy serta Perwakilan CCCTDC China Mr Lee Gua Hui.

Tentang kerja sama dan menjadi provinsi kembar, Nurdin menyebutkan Pemerintah Provinsi Kepri akan mengkaji hal ini dan mempersiapkan perjanjian untuk kedua negara serta mengharapkan dukungan dari Pemerintah Pusat. Kerja sama ini diyakini semakin memperkuat Kepri.

Apalagi jika perjanjian itu dibuat multi sektor, sehingga tidak terfokus pada salah satu pilihan. Nurdin pun memerintahkan stafnya untuk melakukan konsultasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, Kedubes China di Indonesia dan instansi terkait.

Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo, mengatakan pada prinsipnya pihaknya mendukung kerja sama ini karena akan meningkatkan pembangunan di Provinsi Kepri umumnya dan Batam, Bintan, Karimun khususnya.
Lukita minta dipersiapkan dengan matang agar kunjungan tidak sia-sia. BP Batam akan membahas hal ini untuk mempersiapkan lokasi sesuai dengan investasi yang akan ditanamkan.

Perwakilan CCCTDC China, Lee Gua Hui, mengatakan mereka datang langsung dari Tianjin China untuk berinvestasi dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku dengan sektor unggulan dan potensi yang ada.

CCCTDC merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia dan Tianjin adalah kota terbesar ketiga di China serta terdapat pelabuhan terbesar nomor empat di dunia.

"Dengan letak geografis Batam yang strategis menjadi daya tarik sendiri untuk mengembangkan dan menjadikan Kepri sebagai kota kembarnya Tianjin China," kata Lee Gua Hui.

Lee menambahkan, situasi Kamtibmas yang kondusif juga menjadi faktor pendukung kerja sama ini. Lee mengundang Pemprov Kepri untuk segera mengatur jadwal kunjungan ke Tianjin China dan menginformasikannya, sehingga akan dipersiapkan segala sesuatu. Sehingga kunjungan yang singkat bisa mencapai hasil maksimal.

Pada kesempatan itu, pengusaha Jhon Keneddy mengatakan, kesuksesan CCCTDC yakni sudah meningkatkan perekonomian di salah satu negara di Afrika. Kerja sama antar dua daerah diyakini John semakin meningkatkan ekonomi Kepri.

Editor: Udin