Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menlu Diminta Jangan Berpuas Diri Atas Jawaban Kedubes Amerika
Oleh : Irawan
Senin | 23-10-2017 | 10:38 WIB
gatot-nurmantio3.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyebut pihak Amerika Serikat (AS), yang menolak kedatangan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ke negaranya, sangat mengganggu hubungan dua negara.

"Keterangan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika di Jakarta terkait penolakan kepada Panglima TNI, tidak boleh dianggap ringan," kata Fahri melalui pesan singkatnya kepada media, Minggu (22/10/2017).

Dia juga meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI jangan mudah puas atas keterangan pemerintah AS tersebut. Menurut politisi asal NTB itu, Menteri Luar Negeri harus melakukan investigasi lebih jauh.

"Sebab tidak mungkin kesalahan yang dilakukan (pemerintah AS) ini teknis dan administratif semata. Kita patut mencurigai bahwa di belakang keputusan ngawur itu, meski telah dikoreksi ada maksud lain yang lebih besar," tambah Fahri.

Anggota Fraksi PKS ini juga menganggap tidak cukup hanya Kedutaan AS di Jakarta yang memberikan keterangan, tetapi pihak yang mengundang atau Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat juga harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

"Bangsa Indonesia adalah bangsa besar dan berdaulat, tidak boleh menerima begitu saja perlakuan yang tidak punya etika kepada pejabat Indoensia. Sikap itu harus mereka ketahui bahwa kita tidak mudah menerima," tulis politisi yang dikenal lantang ini.

Untuk diketahui, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sedianya akan menghadiri acara Chiefs of Defense Conference on Country Violent Extremist Organization (VEOs) yang akan dilaksanakan tanggal 23 s.d. 24 Oktober 2017 di Washington DC, namun Jenderal TNI Gatot Nurmantyo tidak jadi hadir pada acara tersebut.

Panglima TNI mendapat undangan secara resmi yang dikirim oleh Pangab Amerika Serikat Jenderal Joseph F. Durford, Jr dan kemudian Jenderal TNI Gatot Nutmantyo membalas surat tersebut dan mengkonfimasi kehadirannya sebagai bentuk penghargaan dan perhatian.

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta isteri dan delegasi telah mengurus visa dan administrasi lainnya untuk persiapan keberangkatan, kemudian pada Sabtu 21 Oktober 2017, Panglima TNI siap berangkat menggunakan maskapai penerbangan Emirates.

Namun beberapa saat sebelum keberangkatan ada pemberitahuan dari maskapai penerbangan bahwa Panglima TNI beserta delegasi tidak boleh memasuki wilayah AS oleh US Custom and Border Protection.

Ketua Gabungan Kepala Staf Jenderal Joseph Dunford mengundang Panglima Jenderal TNI Angkatan Darat Gatot Nurmantyo untuk menghadiri Konperensi Pertahanan tentang Perlawanan Ekstrimisme Kekerasan yang diadakan pada 23-24 Oktober di Washington, D.C. Jenderal Gatot tidak dapat melakukan perjalanan sesuai rencana.

Kedutaan Besar tersebut berhubungan dengan staf Jenderal mengenai masalah ini sepanjang akhir pekan, bekerja untuk memfasilitasi perjalanannya. Duta Besar A.S. Joseph Donovan telah meminta maaf kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi atas ketidaknyamanannya terhadap Jenderal Gatot.

Kedutaan Besar A.S. tetap dan tetap siap untuk memfasilitasi perjalanan Jenderal ke Amerika Serikat.

"Kami tetap berkomitmen untuk Kemitraan Strategis kami dengan Indonesia sebagai cara untuk memberikan keamanan dan kemakmuran bagi bangsa dan masyarakat kita".

Editor: Surya