Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Manfaat dan Efek Samping Daun Kumis Kucing untuk Kesehatan
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 13-10-2017 | 13:50 WIB
daun-kumis-kucing1.gif Honda-Batam
Daun Kumis Kucing.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Daun kumis kucing merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Selain di Indonesia, tanaman yang memiliki nama ilmiah Orthosiphon aristatus ini juga ada di Tiongkok, Taiwan, Thailand, dan Australia.

Sebagian orang percaya daun kumis kucing mampu menyembuhkan berbagai penyakit, mulai dari antihipertensi sampai batu ginjal.

Di balik manfaat itu, ternyata ada pula efek samping dari penggunaan daun kumis kucing sebagai obat herbal. Mengutip Medicalhealthguide, berikut ini manfaat dan efek sampaing pemakaian daun kumis kucing:

1. Mengobati batu ginjal
Sebuah uji klinis menunjukan 40 persen pasien batu ginjal yang rajin mengkonsumsi air rebusan daun kumis kucing menunjukkan peningkatan kesehatan dalam 6 bulan. Dalam studi yang sama, sebanyak 20 persen pasien keluhan atas ketidaknyamanan penyakit batu ginjal berkurang.

2. Efek antioksidan
Sebuah uji klinis yang dilakukan pada tikus menunjukkan air rebusan daun kumis kucing mengandung zat antioksidan yang mampu menghambat peroksidasi lipid dan dapat menurunkan radikal bebas yang ada di dalam hati tikus.

3. Antihipertensi
Penelitian yang dilakukan oleh salah satu universitas di Jepang menunjukkan kumis kucing mengandung zat yang dapat menurunkan hipertensi seseorang.

Tetapi di balik banyaknya manfaat daun kucing untuk kesehatan, daun ini memiliki beberapa efek samping yang berbahaya bagi beberapa orang. Berikut bahaya dan efek samping dari daun kumis kucing.

1. Ibu hamil dan menyusui
Jangan gunakan air rebusan daun kumis kucing dan balsam yang berbahan dasar daun kucing dalam dosis yang tinggi kepada ibu hamil dan menyusui.

2. Alergi
Kandungan yang terdapat di dalam daun kucing memang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Tetapi jika ada seseorang yang menunjukkan gejala alergi setelah mengkonsumsi olahan dari daun kucing, sebaiknya berhenti mengkonsumsinya dan memeriksakan diri ke dokter.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha