Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Catatan BATAMTODAY.COM dari IJVP ke-18 (Bagian 1)

Sepekan Membaca Singapura Mengelola Negara
Oleh : Saibansah
Senin | 09-10-2017 | 08:00 WIB
2_wartawan_batam.jpg Honda-Batam
Dua orang wartawan asal Batam, Saibansah Dardani dan Deden Rosanda (kanan) menjadi perwakilan peserta program IVJP ke-18 dari Provinsi Kepri. (Foto: Saibansah)

SELAMA sepekan, 1-7 Oktober 2017, BATAMTODAY.COM menjadi tamu pemerintah Singapura, bersama wartawan lain dari 11 media nasional. Selama itu, para staf dari Kemenlu dan Kominfo Singapura dengan hangat mendampingi kami. Banyak hal yang kami pelajari dari cara pemerintah Singapura mengelola negara. Berikut catatan wartawan BATAMTODAY.COM, Saibansah Dardani.

Sebuah surat berlogo Ministry of Communication and Information tertanggal 10 Juli 2017, yang diteken oleh Senior Director, Media Devision inistry of Communication and Information, Farah Abdul Rahim, ditujukan kepada Saibansah Dardani. Surat itu disertai dengan surat bernomor BTM/SC-2147/2017 tanggal 20 Juli 2017 berlogo Consulate of The Republic of Singapore dan diteken oleh Konsul Singapura di Batam, Gavin Chay.

Isinya, mengundang Pemimpin Redaksi BATAMTODAY.COM, Saibansah Dardani, untuk mengikuti program Indonesia Journalist Visit Programme (IJVP) ke-18. Program itu dimulai dari hari Senin, 1 Oktober sampai Sabtu 7 Oktober 2017. IVJP pertama kali dilakukan oleh pemerintah Singapura pada tahun 1983 lalu.

IJVP adalah program yang dirancang khusus untuk para editor senior dan wartawan dari media terkemuka di Indonesia. Melalui program ini, Kominfo Singapura ingin membangun hubungan baik dan hangat dengan para editor senior dan wartawan dari media terkemuka di Indonesia dan mendorong pemahaman yang lebih baik antara kedua negara kita.

Agendanya adalah pertemuan dengan para pemimpin kabinet utama dan pejabat senior Singapura. Serta, sejumlah briefing dari badan pemerintah Singapura mengenai strategi dan pengalaman membangun negaranya. Juga, kunjungan ke tempat-tempat menarik untuk disimak perjalanan proses kreatif dan sejarahnya.

Memenuhi undangan ini, Senin 1 Oktober 2017 pukul 9.50 WIB, saya bersama dengan Redaktur Pelaksana Koran SINDO Batam, Deden Rosanda berangkat dari Pelabuhan Fery Internasional Batam Center. Perjalanan pagi itu begitu lancar sesuai jadwal. Cuaca cerah, ombak pun tenang.

Yang lebih menggembirakan lagi, begitu kapal fery Batam Fast yang kami naiki mendarat, dua orang staf ICA (Immigration & Checkpoint Authority of Singapore) dan staf dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Singapura, Isaak, sudah menunggu kami di pelantar besi. Ya, di pelantar besi di samping tangga turun fery. "Tolong minta paspornya, pak," ujar staf ICA itu ramah.

Setelah itu, kami pun diantar melewati jalur cop paspor yang kosong melompong, tak ada antrean sama sekali. Tidak seperti di lorong antrean cek imigrasi di sebelah kami yang panjang mengular.

Termasuk, saat melewati X-ray, proses pun berlangsung cepat dan menyenangkan. Praktis, tak lebih dari 2 menit, seluruh proses keimigrasian kami tuntas-tas. Ini pengalaman pertama selama saya hidup bertetangga dengan Singapura.

Selanjutnya, kami bertiga naik taxi menuju Hotel Royal Plaza on Scout di kawasan Orchard Singapura. Layaknya proses check-in di hotel berbintang, kami pun harus menggesek kartu kredit sebagai jaminan jika ada kelebihan biaya room service dan laundry.

"Semua peserta boleh pesan makanan atau laundry maksimal sebesar 100 dolar Sing per hari, tidak boleh lebih, kalau lebih harus bayar sendiri," ujar Isaac menjelaskan peraturan bagi para peserta IVJP ke-18.

Itulah ketentuan yang harus kami taati sebagai peserta IJVP ke-18. Tidak ada fasilitas lain, kecuali transportasi, akses kepada para pengambil kebijakan serta kehangatan dalam berkomunikasi dan briefing.

Praktis di hari pertama ini, tidak ada kegiatan resmi dalam jadwal program IVJP ke-18. Kecuali, menunggu kedatangan para peserta lain dari Jakarta dan Medan yang jadwalnya tidak sama. Mereka datang bergelombang, dengan pesawat berbeda-beda.

Mereka itu adalah, Purwati Diyah Prabandari (Tempo), Deri Dahuri (Media Indonesia), Elin Yunita Kristanti (Liputan6.com), Hadijah Alaydrus (Bisnis Indonesia), Rizanul Ariffin (Medan Business Daily), Muhammad Fajar Marta (Kompas.com), Muhammad Gafar Yudtadi (SCTV/Indosiar), Syifa Hamdhani (Berita Satu TV), Mohamad Tramaditya Salim (The Jakarta Post) dan Renne Rudolf Alexander (Viva.co.id)

Editor: Dardani