Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perhelatan Tamadun Melayu di Lingga Dipastikan Dibuka Wapres RI
Oleh : Bayu Yiyandi
Jumat | 29-09-2017 | 21:58 WIB
Alias-Welli-bertemu-Wakapolri.gif Honda-Batam
Bupati Alias Wello bertemu Wakapolri Komjen Syafruddin, untuk membicarakan beberapa hal terkait keamanan dan pengamanan di Kabupaten Lingga khususnya yang saat ini sedang menjadi program prioritas Bupati Lingga di bidang pangan (Foto: Bayu Yiyandi)

BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Perhelatan Tamadun Melayu sempena Hari jadi Kabupaten Lingga ke-14 yang jatuh pada tanggal 20 November 2017 mendatang, dipatikan akan dibuka oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.

Kepastian tersebut menyusul dari hasil pertemuan Bupati Lingga, Alias Wello yang didampingi owners Takke Group, Laurence M. Takke dan konsultan Bupati Lingga, Ady Indra Pawennari dengan orang nomor dua RI itu di ruang kerjanya, Jum'at (29/9/2017)

"Iya dalam pertemuan kami, Wakil Presiden tadi menyampaikan, akan menyesuaikan jadwalnya dengan protokeler dan berencana hadir, kita doakan saja," kata Ady Pawennari yang mendampingi Bupati saat dihubungi BATAMTODAY.COM.

Dalam pertemuan yang berlangsung penuh keakraban itu, Ady menyampaikan bahwa Bupati Lingga, Alias Wello menjelaskan dengan Wapres acara Tamadun Melayu dihelat selama satu minggu dengan mengundang kerabat Melayu antar bangsa.

"Ada beberapa negara yang diundang, di antaranya Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina, Vietnam, Kamboja sampai Madagaskar. Untuk dalam negeri, semua kita undang dari Sabang sampai Merauke," kata Ady yang menirukan penjelasan Bupati Lingga, Alias Wello.

Selain menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, dikatakan Ady, Bupati Lingga Alias Wello bersama rombongan juga menemui Wakapolri Komjen Syafruddin, untuk membicarakan beberapa hal terkait keamanan dan pengamanan di Kabupaten Lingga, khususnya yang saat ini sedang menjadi program prioritas Bupati Lingga di bidang pangan.

"Bupati juga sempat menyampaikan pertemuannya dengan Wakil Presiden dan Wakapolri siap untuk memberikan pengamanan orang nomor dua RI itu, jika jadi ke Lingga," jelas Adi Pawennari.

Sejauh ini, untuk perhelatan Melayu antar bangsa tersebut Pemkab Lingga melalui Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga juga sudah memulai langkah persiapan rencana kegiatan akbar lintas negara itu.

Kepala Dinas Kebudayaan Lingga, H Muhammad Ishak, kepada pers belum lama ini mengatakan, kegiatan akbar ini bertujuan mengumpulkan para tokoh Melayu dan budayawan antar bangsa serumpun di kabupaten berjuluk “Negeri Bunda Tanah Melayu” tersebut.

Perhelatan ini sekaligus disejalankan dengan peringatan Hari Jadi Kabupaten Lingga pada bulan November mendatang. Di dalamnya bakal ada perbincangan Melayu antar bangsa.

“Tahap-tahap awal kita mulai persiapan. Pada awalnya ini kegiatan daerah. Kita bicara juga dengan tokoh senior seperti Said Parman, Said Barakbah, Pak Abdul Malik yang sudah sekelas dunia,” kata Ishak, Senin (18/9/2017).

Dikatakan, pada perbincangan untuk Tamadun Melayu yakni kebesaran-kebesaran Melayu yang dibuat oleh Sultan Mahmud Riayat Syah (SMRS). Bagaimana SMRS dari Bintan ke Lingga dengan serba kekurangan dan tekanan dari penjajah bisa berkomunikasi dengan bangsa lain. Baik itu dalam urusan perdagangannya dengan Rafles.

"Tapi intinya, kondisi saat ini lebih hebat dari zaman dahulu. Ketika zaman Sultan Mahmud, bisa komunikasi ke negara lain. Apalagi di zaman kita yang sudah maju seperti ini. Lingga punya sejarah itu,” terang Ishak.

Dampak positif dari kegiatan tersebut, lanjut Ishak, bahwa pertama kita mengenal potensi-potensi yang ada. Baik itu objek wisata sejarah budaya yang dikemas sedemikian rupa. Sebagai Bunda Tanah Melayu ini negerinya. Dan setiap tahun orang datang ke ibunya.

“Ada orang lain yang kita libatkan. Membuat konsep ini tidak harus melibatkan semua orang dulu. Semua sisi kita angkat. Ke depan juga ekonomi,” ujarnya.

Dijelaskan Ishak, sebagaimana SMRS dahulunya, dalam tekanan penjajah, tapi bisa membangun semua sisi. Baik itu mengembangkan agama. Apa yang direncanakan pada kegiatan Tamadun Melayu tersebut dapat bergiliran di tempat lain. Artinya dikeroyok.

"Pak Bupati Berharap, empat tahun sekali Serumpun Melayu dikeroyok bersama-sama oleh kabupaten/ kota yang lain. Tujuannya meningkatkan ekonomi negeri-negeri Melayu dan rumpun bisnis Melayu,” imbuhnya.

Pada Tamadun Melayu itu nanti, kata H Ishak, tahap budaya yang dimunculkan terlebih dahulu menyangkut perkembangan bisnis, usahawan saudagar-saudagar Melayu dengan mengemukakan semangat memelihara, mengembangkan budaya, membangun kreativitas yang harus dikembalikan lagi.

“Budayawan-budayawan mari kita berkordinasi dengan pakar-pakar. Karena APBD-P setahun dua tahun persiapan. Kita salut juga dengan pemikiran Pak Bupati dengan segala keterbatasan. Ini bukan pertama dan terakhir. Mungkin tahun depan sempurna. Kita mulai mengenal negeri yang bertamadun,” ucap Ishak.

“Kegiatan daerah tersebut, koordinatornya Dinas Kebudayaan. Seperti MTQ. Materi dari kami. Ini kegiatan daerah, tupoksinya kebudayaan. Masyarakat dan sebagai OPD pendukung. Sudah beberapa kali rapat baru menyiapkan ini,” ujarnya.

Dengan digelarnya kegiatan daerah tersebut, Ishak berharap mendapat dukungan maksimal budayawan dan seniman. Karena kegiatannya disejalankan dengan Hari Jadi Kabupaten Lingga. Beberapa rencana kegiatan pendukungnya seperti pembacaan puisi, pawai budaya, bazar makanan tradisional khas Lingga dan stand fotografi.

“Kalau SMRS jadi Pahlawan Nasional, sekaligus syukuran. Allah izinkan SMRS dinobatkan gelar Pahlawan Nasional,” ujarnya.

Editor: Udin