Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cegah Keluar Masuk Barang Ilegal, Pengawasan Pelabuhan Bintan Utara Harus Ditingkatkan
Oleh : Harjo
Kamis | 21-09-2017 | 13:38 WIB
truk_obat_ilegal11.jpg Honda-Batam
Anggota Polsek Bintan Timur saat menggagalkan pengiriman bahan obat obatan. (Foto: Syajarul Rusydy)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Tertangkapnya sejumlah barang ilegal dan berbahaya di Bintan Utara, termasuk yang terakhir adalah obat yang diduga bahan baku PCC yang sangat berbahaya sebanyak 12 ton.

"Sudah sejak lama kalau di Bintan Utara, menjadi salah satu pintu masuknya barang ilegal. Karena memang belum ada pelabuham resmi. Maka bisa jadi hal tersebut dimanfaatkan oleh para pengusaha dan oknum aparat penegak hukum," tegas Tokoh masyarakat Bintan, Andi Masdar Paranrengi kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Kamis (21/9/2017).

Untuk mengantisifasi masuknya kembali barang terlarang, jelas sangat diharapkan peran aparat penegak hukum untuk meningkatkan pengawasan. Jangan sampai justru ikut memanfaatkan, demi mengejar keuntungan pribadi.

"Kalau pengusaha, jelas akan berani bermain kalau didukung oleh aparat penegak hukum, demi melancarkan usaha apalagi usaha gelap. Jelas tidak akan sungkan membayar oknum aparat penegak hukum," imbuhnya.

Sementara, Indra Setiawan salah seorang pengusaha sembako di Bintan Utara mengisahkan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan tingginya harga kebutuhan pokok masyarakat, sekitar tahun 2003 sejumlah pedagang yang ada di Pasar Baru Tanjunguban, mulai berfikir dan merintis bagaimana caranya kebutuhan sayur mayur dan sembako bisa didatangkan dari luar daerah langsung ke Tanjunguban.

"Dalam perjanalannya menemui jalan dan mulailah merintisnya. Walau banyak hambatan dan rintangan namun kami jalankan, walaupun selalu di pandang sebelah mata dan selalu negatip namun kami terus berusaha yang penting kebutuhan pangan dan sayur mayur harus tetap tersedia," ungkapnya.

Dikatakan Een pannggilan akrabnya, bertahun-tahun lamanya mereka merintis dan tetap komitmen serta konsisten fokus ke kebutuhan harian masyarakat. Walaupun sudah memberikan dampak positifnya, memberikan kontribusi atas kemajuan pasar yang dulunya sangat kekurangan.

"Sayur-mayur termasuk cabe kita datangkan dari luar daerah penghasil, sebelumnya karena dianggap pelabuhan tikus, bergantung dari Tanjungpinang sehingga sudah jelas harga lebih tinggi. Bersyukur saat ini, pedagang di Pasarbaru Tanjunguban, bisa lebih mandiri dan harga lebih murah dari Tanjungpinang," katanya.

Saat ditanya, saat ini sejumlah pelabuhan yang digunakan untuk masuknya kebutuhan pokok dan terkesan sudah mulai berubah fungsi alias sudah tidak terkontrol. Bahkan selalu dijadikan tempat transit TKI ilegal dan sejumlah barang terlarang lainnya.

"Kalau masalah ada pengusaha yang sudah keluar dari komitmen dan justru memanfaatkan keberadan pelabuhan tidak resmi dengan memasukkan barang ilegal di luar kebutuhan pokok masyarakat. Tentunya ada pihak aparat penegak hukum yang lebih berhak melakukan pengawasan," imbuhnya.

Editor: Yudha