Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Keseringan Stres Bisa Sebabkan Penyakit Jantung
Oleh : Redaksi
Senin | 18-09-2017 | 13:02 WIB
Ilustrasi-stres1.gif Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Seperti yang kita tahu bahwa penyakit jantung adalah salah satu faktor penyebab meningkatnya angka kematian di Indonesia.

Selain itu, tingkat stres juga jadi faktor manusia pada umumnya memiliki waktu jangka hidup yang pendek. Mungkin sebagian dari kita belum mengetahui apa hubungan stres dengan penyakit jantung.

"Stres dan kesehatan jantung sangat berhubungan, stres memang juga bisa memicu risiko terkena penyakit jantung," ungkap dr. Siska Suridanda, Sp.JP (K), spesialis jantung yang juga menjabat sebagai Deputy Head of Communication Information and Education Dept. Indonesia Heart Foundation.

Siska menjelaskan bahwa jika kita terkena stres, tubuh kita akan mengeluarkan hormon stres yang memang di design untuk menghadapi stres.

Jadi, hal-hal yang memicu stres dan adrenalin akan memicu detak jantung untuk berdetak lebih cepat dan kerja pembuluh darah menjadi lebih berat, sehingga memicu tekanan darah jadi tinggi.

Hal ini dikaitkan dengan respon flight or flight, dimana ketika kita dilibatkan dalam posisi yang membuat kita stres, maka dengan sendirinya kita akan berada pada posisi siap untuk menghadapi rasa stres tersebut atau melakukan aksi.

"Tapi hal itu memberi beban pekerjaan yang lebih pada jantung dan pembuluh darah kita. Sehingga, ini menghasilkan beban yang tidak perlu (dilakukan)," tambahnya.

Namun, hal ini berbeda apabila pada dasarnya seseorang sudah memiliki hipertensi dan tidak menyikapi stres dengan baik, maka orang itu akan berisiko tinggi untuk terkena serangan jantung dan stroke akibat tekanan darahnya terlalu tinggi.

Hati-hati jika kita menjadi orang yang gampang cemas akan sesuatu. Hal itu akan membuat kita menjadi mudah stres dan memiliki gangguan kecemasan yang membuat detak jantung kita mudah sekali bertambah melebihi batas normal.

Jika hal itu terjadi, sebenarnya kita boleh menanganinya dengan meminum obat stres, tapi hanya obat yang dianjurkan oleh dokter ya. Selain itu, yang lebih baik adalah mengurangi stres dengan berolahraga dan meditasi.

Karena dengan itu, tubuh kita akan merasa rileks secara alami dibandingkan dengan obat-obatan yang akan memaksa diri kita untuk rileks.

Sumber: Nova.id
Editor: Yudha