Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kecelakaan Laut, Tiga dari Lima ABK Kapal JBB DE Rong 19 Masih Dicari
Oleh : Yosri Nofriadi
Kamis | 14-09-2017 | 11:02 WIB
Hadi.gif Honda-Batam
Mayor Laut Hadi Syafruddin Komandan KN Belut Laut. (Foto: Yosri Nofriadi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Tiga dari lima ABK kapal JBB DE Rong 19 yang bertabrakan dengan kapal MV Kartika Sagara pada Rabu (13/9/2017) dini hari, belum juga ditemukan. Sementara tujuh ABK MV Katika Sagara selamat.

Belum diketahui secara pasti penyebab tabrakan tersebut, namun petugas dari keamanan Singapura dan Indonesia sama-sama terjun ke lokasi kecelakaan untuk mengevakuasi kapal begitu juga mencari korban yang hilang.

Dari Indonesia ada enam kapal dikerahkan untuk membatu melakukan pencarian yakni, KN SAR Purworejo milik Basarnas, KRI Surik, KRI Parangsang dan KRI Parang milik TNI AL serta KN Belut laut 4608 dari Bakamla Batam.

Informasi yang diperoleh, setelah dilakukan pencarian secara bersama-sama antara petugas Indonesia dan Singapura, dua dari lima awak kapal JBB DE Rong yang hilang akhirnya ditemukan dalam keadaan sudah meninggal di sekitar lokasi tabrakan. Sementara tiga masih dalam pencarian.

"Tadi kita dapat informasi ada kecelakaan di perairan Internasional, tepatnya di selat Singapura. Sesuai permintaan kita dari Bakamla terdekat turut membantu melakukan pencarian korban," ujar Mayor Laut Hadi Syafruddin Komandan KN Belut laut, Rabu (13/9/2017).

Hadi menuturkan, untuk kedua kapal tersebut sekarang sudah berhasil dievakuasi dari lokasi tabrakan ke pelabuhan Timur Singapura dengan kondisi rusak parah.

"Sekarang kita fokus kepada pencarian korban yang belum ditemukan. Kelima awak kapal yang hilang itu satu orang warga Indonesia dan empat orang warga China. Pencarian juga dibantu Singapura," ujar Hadi lagi.

Selain fokus melakukan pencarian korban, KN Belut Laut 4806 juga melakukan patroli di sekitar lokasi tabrakan. Mereka mengamati tumpahan minyak yang akan mencemari perairan di sekitar lokasi.

"Kita ambil sample air laut untuk mengetahui apakah tercemar oleh tumpahan minyak," kata Hadi.

Terkait dengan kecelakaan itu, pihak Bakamla belum mengetahui secara pasti apa penyebabnya. Sebab wewenang penyelidikan ada di pihak keamanan Singapura.

"Upaya kita adalah untuk membantu kecelakaan. Kalau wewenang penyelidikan berada di tangan Singapura. Tetapi semua sudah ditangani oleh tim gabungan dari Indonesia," ujar Hadi.

Editor: Gokli