Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rentan Kena Gangguan Mental, Wartawan Perlu Refreshing
Oleh : Redaksi
Kamis | 24-08-2017 | 10:26 WIB
ilustrasi-wartawan1.gif Honda-Batam
Ilustrasi. (Foto: Republika)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Suwarjono menekankan perusahaan media untuk melindungi wartawan agar terhindar dari resiko gangguan psikologis.

"Penting dibuat aturan kerja yang jelas agar tidak membuat jurnalis bekerja tanpa batas," kata Suwarjono melalui pesan singkat pada Selasa, 22 Agustus 2017.

Menurutnya, pekerjaan sebagai jurnalis memang memiliki banyak risiko. Di antaranya adalah ancaman dari luar, narasumber, serta gangguan psikologis. Beban pekerjaan wartawan sangatlah menekan akibat tingginya kebutuhan kecepatan serta persaingan mendapatkan informasi secara eksklusif. Kerja keras tersebut kemudian diperparah dengan jam kerja yang tak terbatas.

Untuk mengatasinya, Suwarjono juga menyarankan para jurnalis untuk beralih sejenak dari pekerjaannya dan melakukan aktivitas menyenangkan. "Perlu dilakukan refresh kepada para jurnalis agar tidak selalu dalam tekanan tinggi," kata dia.

Suwarjono mengatakan, refresh tersebut bisa diberikan dalam bentuk hari libur yang cukup. Selain itu, perusahaan juga bisa memberi fasilitas hiburan di kantor atau membuat program khusus dari divisi HRD untuk mengatasi beban psikologis pekerjanya.

"Dan perlu juga pengetahuan atau pendidikan kepada wartawan atas risiko kerja mereka," dia menjelaskan. Penjelasan Suwarjono tersebut sebagai tanggapan atas beredarnya hasil penelitian yang belakangan ini sedang marak, bahwa jurnalis rentan mengidap depresi berujung gangguan mental.

Beberapa media online menelurkan artikel yang membahas temuan tersebut. Dalam situs Dart Center, Professor Bidang Psikologi dari Universitas Tulsa Elana Newman menunjukkan hasil beberapa penelitian bahwa sebanyak 90 persen wartawan terpapar peristiwa traumatis, seperti perang, pembunuhan, kecelakaan, kerusuhan massal, bencana alam, dan peristiwa lainnya secara berulangkali dan berkepanjangan. Kondisi tersebut menyebabkan minoritas wartawan mengidap gangguan stress pasca trauma (PTSD), depresi, bahkan penyalahgunaan zat.

Beberapa penelitian tersebut juga menyimpulkan sebanyak 4 hingga 59 persen wartawan mengidap PTSD, kurang dari 21 persen mengalami depresi, serta 14 persen wartawan perang memiliki ketergantungan alkohol.
Sebelumnya, perhatian warganet juga tertuju kepada komentar Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subiakto tentang rendahnya gaji wartawan pada Kamis, 17 Agustus 2017 lalu sempat menghebohkan warga net.

Kepada segerombol wartawan, ia mengatakan, "Kami juga bela wartawan. Gaji kalian kecil kan?". Dia bahkan menyindir, saking rendahnya pendapatan wartawan, mereka tidak mampu belanja ke mal.

Editor: Yudha