Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Unhan dan Umrah Jalin Kerja Sama Berikan Masukan ke Pemprov Kepri
Oleh : Romi Chandra
Rabu | 23-08-2017 | 19:50 WIB
FGD-2-universitas.gif Honda-Batam

PKP Developer

Kegiatan FGD dan kerja sama dua Universitas (Foto: Romi Chandra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pembangunan dan perkembangan suatu daerah, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Namun semua pihak harus ikut serta berperan, termasuk mahasiswa, melalui Tri Dharma yang harus diterapkan, pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Hal itu juga yang dilakukan Universitas Pertahanan (Unhan) bersama Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) dengan bukti penandatanganan kerja sama MoU yang dilakukan di Auditorium Hotel Best Western Premier Panbil Batam, Rabu (23/8/2017).

Dalam kegiatan ini, selain melakukan kerja sama dua universitas, juga diselenggarakan diskusi Focus Group Discussion (FGD) III dengan tema "Dampak Insfrastruktur Maritim Dasar Laut di wilayah Laut Natuna Indonesia terhadap Keamanan Nasional".

"Hari ini kita melaksanakan FGD III yang membahas tentang infrastruktur maritim. Kegiatan ini melibatkan tiga institusi, Unhan, Umrah dan disponsori Yayasan The Purnomo Yusgiantoro Center," ungkap Rektor Unhan, Letjen TNI I Wayan Midhio, usai kegiatan.

Dijelaskan Wayan, tujuan dari kerja sama dan diskusi FGD ini, untuk melihat infrastruktur terkait dampaknya dalam pembangunan daerah, apakah bisa dilaksanakan atau tidak.

"Pembahasan dalam FGD ini, kita berharap bisa memberikan masukan ke daerah. Di sini kita membahas terkait masalah di kepri, seperti adanya kabel dan pipa gas bawah laut di Tarempa dan Natuna," jelasnya.

"Tugas Perguruan Tinggi adalah melakukan penelitian salah satunya, sesuai dalam Tri Dharma, dan hal itu telah dilakukan oleh Umrah. Diharapkan, dengan FGD dan kerja sama ini, ke depannya bisa memberikan masukan kepada pemerintah agar pembangunan di Kepri bisa semakin baik," lanjutnya.

Kegiatan itu juga dihadiri oleh Danlanal Batam, Komandan Pangkalan TNI AL Batam Kolonel Laut (P) Ivong Wicaksono Wibowo, serta instansi terkait lainnya.

Seperti diberitakan, polemik kabel di bawah laut milik PT Sacofa Indonesia yang membentangkan kabel laut dari Serawak (Malaysia) ke Mersing (Malaysia) sebanyak 12 core melalui perairan Indonesia dan landing di Tarempa, Kabupaten Anambas dan Penarik, Kabupaten Natuna, menjadi pertanyaan besar.

Sumber media ini mengatakan, fyber optic yang membentang dari Serawak ke Mersing dan singgah di Anambas dan Natuna itu menjadi pertanyaan besar. Pasalnya, bila kabel laut yang berada di Anambas atau Natuna bermasalah, listrik di Singapura menjadi padam.

"Kalau kita lihat, pipa serat opticnya memang kecil, namun siapa yang tahu bahwa di samping itu ada pipa besar di bawah laut dan terhubung ke Singapura. Kalau serat optic yang berlabuh di Anambas ataupun Natuna bermasalah, listrik di Singapura akan mati total. Ini yang menjadi pertanyaan besar. Pemerintah harus bersikap tegas menghadapi PT Sacofa ini. Kalau dibiarkan tentu akan mengganggu keamanan negara," terangnya.

Editor: Udin