Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Resep Jokowi Bisa Pertemukan Megawati-SBY di Istana
Oleh : Redaksi
Jumat | 18-08-2017 | 18:26 WIB
barisan-presiden-RI.gif Honda-Batam
Presiden Joko Widodo berfoto bersama presiden terdahulu yakni Presiden ketiga RI BJ Habibie, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Kamis (17/8/2017).(Presidential Palace/AGUS SUPARTO)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menilai, komunikasi politik yang dilakukan Presiden Joko Widodo lebih luwes.

Hal ini menjadikannya lebih mudah menjembatani komunikasi antar-tokoh-tokoh politik, termasuk dua mantan presiden, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan HUT ke-72 Tahun RI, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (17/8/2017) kemarin.

"Dia tidak pernah memiliki dendam politik. Dia tidak pernah memiliki musuh politik, karena pada dasarnya dia orang baru di politik," kata Yunarto alias Toto, Jumat (18/8/2017).

Toto mengatakan, rekonsiliasi antar-rezim pada era Jokowi sangat memungkinkan terjadi. Dulu, pertarungan antar-rezim seolah membelah bangsa seperti antara Orde Baru dan Orde Reformasi.

Pada era reformasi, terjadi pula perseteruan antara Gus Dur dan Megawati, Megawati dan SBY, yang menyebabkan proses rekonsiliasi sulit terlaksana.

"Pertanyaannya pada masa Jokowi kenapa lebih mudah proses rekonsiliasi terjadi? Karena Jokowi ini kan praktis tidak punya beban masa lalu, tidak punya beban sejarah untuk berkomunikasi dengan siapapun," kata Toto.

Hal ini menguntungkan Jokowi karena komunikasi politiknya menjadi lebih luwes.

"Itu skor pertama. Ini keberhasilan Jokowi yang kita akui memiliki kemampuan komunikasi dan marketing luar biasa, Jokowi merupakan kelas menengah yang mendadak masuk ke dunia politik," ujar Toto.

Selain itu, Toto menilai, Jokowi memiliki kemampuan komunikasi politik yang luar biasa terhadap mantan rivalnya, Prabowo Subianto.

"Kita tahu bahkan Prabowo pun beberapa kali didatangi," kata dia.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Freedom Institute Rizal Mallarangeng mengatakan, pertemuan Megawati-SBY dalam satu momen kenegaraan tersebut bisa dilihat sebagai bentuk kepercayaan kekuasaan di luar pemerintahan terhadap kinerja Jokowi-Jusuf Kalla.

"Saya kira ini kan manajemen kekuasaan yang baik dari Presiden Jokowi. Jadi, politik tidak menajam, tetapi melembut. Ini kan bagaimana pintar-pintarnya Presiden dengan dukungan partisipasi banyak pihak," kata Rizal.

Sumber: Kompas.com
Editor: Udin