Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peringatan Hari Konstitusi 2017

Konstitusi Harus Dikawal, karena banyak yang Berpotensi Menghambat
Oleh : Irawan
Jum\'at | 18-08-2017 | 13:50 WIB
hariKonstitusi.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Perungatan Hari Konstitusi 2017 di Gedung Nusantara IV Kompleks Parlemen Senayan

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menegaskan, konstitusi haruslah mendapat pengawalan agar dapat tetap menjadi panduan bernegara, karana sebagai landasan dan hukum utama.

Sebab, konstitusi merupakan konsensus seluruh warga negara yang merangkum kehendak dan cita bernegara untuk diwujudkan di masa yang akan datang.

"Banyak tantangan dan persoalan yang berpotensi dapat menghambat tercapainya kehendak dan cita bernegara, oleh karena itu nilai-nilai konstitusi yang dirumuskan oleh para pendiri negara harus dapat dipahami dan dilaksanakan," kata Zulkifli pada Peringatan Hari Konsitusi 2017, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (18/8/2017).

Menurutnya, gagasan dan ide konstruktif untuk melaksanakan nilai-nilai konstitusi haruslah melibatkan seluruh warga negara tanpa kecuali.

"Jadi konstitusi secara alamiah akan terus berkembang sesuai dengan dinamika dan kebutuhan masyarakatnya. Oleh karena itu, konstitusi yang ada dapat terus menyesuaikan dengan tuntutan jaman, terutama dalam hal menghadapi tantangan dan hambatan dalam kehidupan bernegara," katanya.

Zulkifli menilai kelahiran UUD 1945 merupakan puncak perjuangan bangsa. Saat memimpin sidang selaku Ketua PPKI, Bung Karno (Soekarno) berucap bahwa konstitusi yang mereka susun itu hanyalah konstitusi sementara. Bahkan disebutnya sebagai undang-undang dasar kilat.

"Di saat damai nanti, bisa disusun undang-undang dasar yang lengkap dan lebih sempurna. Namun ternyata UUD 1945 memang karya puncak," katanya.

Lanjut dia,s ituasi heroik dan semangat untuk merdeka, demikian tercermin dalam UUD 1945. Ada empat amanat pada konstitusi: semangat menentukan nasib sendiri, percaya pada diri sendiri, membela diri sendiri, dan non-kooperasi.

"Apakah hari ini semangat untuk merdeka masih ada? Apakah amanat kemandirian masih kita pegang sepenuhnya?" tegasnya.

Ajak amalkan
Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengajak masyarakat memperingati Hari Konstitusi Indonesia, yang jatuh pada Jumat 18 Agustus 2017, tidak hanya seremonial namun juga mengamalkan konstitusi dalam kehidupan sehari-hari.

"Marilah memperingati Hari Konstitusi bukan hanya merayakan tetapi melaksanakannya sebaik-baiknya. Memberikan visi yang baik, misi yang baik untuk visi yang baik. Demi kesatuan dan kesejahteraan, adil dan makmur untuk bangsa," kata Wapres dalam sambutannya.

Wapres mengatakan memperingati Hari Konstitusi merupakan upaya rasa syukur bangsa Indonesia. Lebih lanjut Wapres mengatakan pendiri bangsa atau founding fathers telah mempersiapkan sedemikian rupa visi jauh kedepan untuk sebuah bangsa, padahal persiapan untuk sebuah negara sebentar, hanya 10 hari.

"Suatu prestasi yang tinggi pendiri bangsa telah sedemikian rupa telah mempersiapkan visi jauh kedepan. Memberikan dorongan agar visi dijalankan dengan sebaiknya. Suatu tahapan yang pendek , 10 hari untuk persiapan proklamasi, membentuk Undang-Undang Dasar 1945. Pada tanggal 19 Agustus, membentuk pemerintahan dan delapan provinsi dengan 12 menteri dalam waktu sehari. Ini suatu proses yang indah dan tepat oleh pendiri bangsa," katanya.

Kemudian Indonesia sudah pernah mencoba berbagai sistem bentuk kenegaraan. Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945, sudah 4 kali diamandemen. Menurut Wapres, perubahan di Undang-Undang Dasar 1945 melalui amandemen, tidak masalah. Paling penting untuk kesejahteraan masyarakat.

"Sistem kenegaraan telah hampir semau dicoba. Lima tahun dibentuk negera federal tetapi hanya bertahan 10 bulan, bentuk kesatuan negara dengan Undang-Undang Dasar Sementara tetapi hanya berlaku beberapa tahun karena tidak sanggup setiap tahun ganti kabinet. Lalu kembali ke UUD 1945," katanya.

Karena itu, Wapres menilai Indonesia merupakan bangsa yang sangat dinamis, dan apabila ada hal yang tidak sesuai harus diperbaiki.

"Semua proses itu menandakan bangsa ini dinamis. Sesuatu yang tidak sesuai dengan sesutau harus diperbaiki, artinya perubahan Undang-Undang Dasar adalah keniscayaan tapi harus memiliki visi untuk membawa kemakmuran. Tidak bisa diubah adalah muqodimmah. Muqodimmah terdapat visi penting tujuan negara tercantum dengan jelas," ujarnya.

Hadir pada Peringatan Hari Konstitusi itu, Selain dihadiri Wapres Jusuf Kalla juga dihadiri Presiden RI ke-5 Megawati Sukarnoputri, Wapres ke-6 Try Sutrisno; Wapres ke-11 Boediono, Ketua DPR RI Setya Novanto, Ketua DPD RI Oesman Sapta, Ketua BPK RI Moermahadi Soerja Djanegara, Ketua MA Muhammad Hatta Ali, Ketua MK Arief Hidayat dan Ketua KY Aidul Fitriciada Azhari.

Lalu, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Jaksa Agung, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menkum HAM Yasonna Laoly, Menag Lukman Hakim. pimpinan dan anggota MPR, pimpinan dan anggota lembaga negara, serta para ketua umum partai politik.

Editor: Surya