Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inovasi Temuan Akademisi Semarang Mudahkan Dunia Persalinan
Oleh : Redaksi
Selasa | 15-08-2017 | 11:51 WIB
alat-ukur-00.gif Honda-Batam

PKP Developer

Alat ukur kontraksi uterus digital, karya Universitas Dipenogoro (Undip) bersama Politeknik Kesehatan Semarang saat dipamerkan di Ritech Expo 2017. (dikti.go.id)

BATAMTODAY.COM, Makassar - Dokter kandungan atau bidan bakal semakin dimudahkan dengan alat temuan dari Universitas Diponegoro dan Politeknik Kesehatan Semarang ini. Ini adalah alat ukur kontraksi uterus digital, yang diharapkan bisa meminimalisir angka kematian saat melahirkan.

Alat ini merupakan bioelektrik yang terdiri dari rangkaian sensor, perangkat keras, dan perangkat lunak mikro prosesor. Alat ini dapat melakukan pengukuran kontraksi rahim dengan cara menangkap sinyal dari aktivitas kelestarian rahim pada kehamilan dan persalinan.

Alat ini dilengkapi dengan tiga buah elektroda permukaan bioelektrik bahan AgCI yang dapat disterilkan dan tidak beracun, sehingga tidak menimbulkan alergi. Elektroda ini bekerja dengan cara meneruskan aktivitas ion saat terjadi depolarisasi pada sel otot rahim melalui permukaan abdomen ibu.

"Dengan alat ini kita dapat mengetahui pasien untuk melahirkan secara normal atau tidak," kata dr. Suryono, inovator alat ukur kontraksi uterus digital itu, di pameran Ritech Expo 2017 di Makassar, kemarin. Pameran ini digagas dan digelar oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Menurut Suryono, angka kematian ibu saat persalinan 359 berbanding 100.000, karena ibu yang sudah tidak kuat untuk melahirkan tetapi tetap dipaksakan sangat berisiko tinggi. Dengan adanya alat ini bisa meminimalisir angka kematian ibu saat melakukan persalinan.

Dr. Melyana Nurul, inisiator alat ukur kontraksi uterus digital, menambahkan bahwa alat ini sudah diujicoba dan sudah divalidasi oleh dokter spesialis secara ilmiah. Selanjutnya alat ini diujicobakan di Rumah Sakit Undip, tingkat puskesmas, dan juga menguji 50 pasien persalinan.

Pada akhirnya alat ini dapat membantu persalinan pasien secara akurat untuk melahirkan, baik secara normal ataupun caesar.

Menurut Melyana, dari referensi yang terkumpul alat ini disempurnakan dalam kurun waktu kurang lebih 1,5 tahun. "Dan alat ini sebetulnya tidak memberikan sinyal apapun pada tubuh. Alat ini bekerja dengan cara menyadap aliran listrik yang dihasilkan secara alami saat ingin melahirkan pada rahim oleh tubuh," ungkapnya.

Alat ini, lanjut Melyana, tidak bisa digunakan secara pribadi, dan hanya bisa digunakan oleh bidan-bidan yang sudah mengikuti pelatihan. Ada prosedur tetap untuk bidan dalam memeriksa kontraksi.

"Dengan alat ini kita bisa lihat dari frekuensi yang dikeluarkan, apakah kontraksi ini bisa membuat pembukaan atau tidak. Karena untuk mendapatkan bukaan yang bagus harus mendapatkan 90 volt," ujar Tecky Afifah yang masuk dalam tim inisiator alat tersebut.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Gokli