Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gerak Jalan Tri Juang Bintan

Kreatif, Kostum Unik Pemuda Sei Datuk Kijang Ini Curi Perhatian
Oleh : Syajarul Rusydy
Sabtu | 12-08-2017 | 13:01 WIB
gerak-jalan1.gif Honda-Batam

PKP Developer

Kostum unik dari barang bekas yang dikenakan Pemuda Sei Datuk Kijang. (Foto: Syajarul)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Garak Jalan Tri Juang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bintan di Lapangan Relif Antam Kijang, Kecamatan Bintan timur (Bintim) pada Sabtu (12/8/2017). Namun ada pemandangan unik kostum yang digunakan Pemuda Kampung Sei Datuk.

Mereka mendesain konstun mereka dengan menggambarkan kondisi daerahnya saat ini. Baju lengkap dengan celana dibuat dari bahan bekas, seperti karung beras yang dikonsumsinya sehari-hari bersama keluarga. Hal ini menunjukan tidak ada kemewahan saat ini, yang ada hanyalah cari makan untuk bertahan hidup, hari ini dan hari selanjutnya.

"Costum yang kami pakai ini, sengaja kami buat dari bahan bekas, seperti karung beras yang kami pakai. Hal ini menandakan kalau barang bekas juga bermanfaat dan bisa digunakan kemabali," tutur Ketua Regu Pemuda Sei Datuk, Hilal Saputra saat di Kijang, Sabtu (12/8/2017).

Meski demikian, dalam gerak jalan tersebut, raut muka sedih tidak terlihat dari mereka. Semangat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia ditonjolkan sepanjang perjalanan menuju garis finish.

"Masak gara gara pakai costum dari bahan bekas kami harus sedih, tidak dong. Kami tetap semangat, karena kami bangga dilahirkan di negara ini (Indonesi), negara yang memilik pahlawan pahlawan yang tidak kenal kata menyerah dalam memperjuangkan Indonesia," ungkap Putra.

Dalam acara garak jalan yang digelar setiap tahun itu, kelompok pemuda Sei Datuk memang kerap ikut serta, dan dikenal dengan costum serta pernak-pernik yang selalu beda dari peserta lainnya. Khusus tahun ini mereka mengaku menggunakan karung hanya ingin menunjukan kondisi daerahnya yang saat ini serba sulit.

"Custum kami ini, menggamarkan kondisi Bintan saat ini, apa-apa serba sulit, termasuk lapangan pekerjaan yang tidak ada. Banyak masyatakat yang menganggur. Untuk itu kami tidak mau meggunakan uang kami hanya untuk membeli costum, mending untuk keperluan yang lain," terang Putra.

Editor: Yudha