Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lemahnya Pertumbuhan Ekonomi Kepri

Pemprov Dorong Pengusaha Kecil Kembangkam Usaha
Oleh : Ismail
Jum\'at | 11-08-2017 | 19:38 WIB
Disperindag-Provinsi-Kepri,-Burhanuddin-728x349.gif Honda-Batam

PKP Developer

Kepala Disperindag Provinsi Kepri, Burhanuddin (Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Salah satu penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulau Riau pada semester pertama 2017, dipengaruhi lemahnya sektor perindustrian. Khususnya pada sektor manufaktur, konstruksi dan perdagangan.

Bahkan, salah satu sektor tersebut menurut catatan BPS Kepri mengalami kontraksi negatif (turun drastis-red) atau hanya menempati persentase pada 0,03 persen pada tahun ini.

Pernyataan tersebut juga dibenarkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepri, Burhanuddin, kepada BATAMTODAY.COM, Jumat (11/8/2017). Ia menjelaskan, melemahnya sektor perindustrian di Kepri juga dipengaruhi pertumbuhan ekonomi secara global yang juga mengalami kondisi penurunan. Maka tak heran, kontraksi dialami wilayah Kepri.

Kendati demikian, lanjut Burhanuddin, perindustrian di wilayah tetap berjalan di tengah kondisi tersebut, walau tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Ia mencontohkan, seperti industri shipyard dan galangan di Batam.

"Meski kondisinya begini, tapi tetap berjalan. Hanya saja memang mengalami penurunan," katanya di Tanjungpinang.

Kondisi tersebut, menurut Burhanuddin, juga berpengaruh pada bidang usaha mikro kecil dan menengah. Oleh karena itu, dirinya berupaya mendorong usaha kecil dan menengah tetap bertahan dan berjalan sebagaimana mestinya.

Karena, salah satu sektor untuk mempertahankan serta meningkatkan pertumbuham perekonomian juga dimulai dari usaha kecil. Karena, daya konsumsi masyarakat berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian.

"Kita upayakan pada semester pertama ini akan mendorong usaha-usaha kecil. Kami sudah membahas ini dengan pak Gubernur. Perlu adanya koordinasi antar kabupaten/ kota untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," tutupnya.

Editor: Udin