Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Jadi Target Bandar Narkoba Internasional
Oleh : Redaksi
Kamis | 10-08-2017 | 09:02 WIB
narkoba2.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi narkoba. (Foto: Ist)

Oleh Sultan Pasya S.Sos

SAAT ini penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di kalangan generasi muda di negara kita kian mengkhawatirkan dan dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja.

Kalau dirata- ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yang berkisar 13 sampai 25 tahun. Narkotika dan obat-obat terlarang lainnya apabila disalahgunakan akan sangat berbahaya bagi kesehatan pemakainya.

Di Indonesia, pecandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat terutama di kalangan generasi muda atau pada usia produktif. Pada awalnya, pelajar yang mengKonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok yang dianggap wajar.

Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

Karena semakin pesat perkembangannya maka negara kita menjadi salah satu target penjualan narkoba dari luar negeri terutama negara Cina. Beberapa waktu yang lalu, atau tepat tanggal 13 Juli 2017, aparat Kepolisian berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba jenis sabu seberat satu ton di dermaga Hotel Mandalika, Anyer, Kabupaten Serang, Banten.

Penggerebegan oleh tim gabungan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dan Polresta Depok itu dilakukan setelah mendapat informasi dari Kepolisian Taiwan bahwa akan ada pengiriman narkoba jenis sabu-sabu dari Cina ke wilayah Indonesia.

Setelah mendapat informasi tersebut polisi melakukan penyelidikan selama dua bulan sejak Juni 2017. Polisi lalu bergerak setelah mengetahui para tersangka yang membawa barang terlarang tersebut sedang berada di tepi pantai dekat Hotel Mandalika Anyer.

Dari penangkapan itu, polisi menembak satu tersangka atas nama Lin Ming Hui karena berusaha melawan petugas. Dia merupakan bos sindikat penyelundup sabu dari Taiwan ke Indonesia. Sementara dua orang lainnya yang juga warga negara Taiwan berhasil dibekuk, yakni, Chen Wei Cyuan dan Liao guan Yu. Seorang anggota komplotan, Hsu Yung Li, berhasil melarikan diri dan masih dalam pengejaran petugas.

Para pelaku dan barang bukti dibawa ke Polda Metro Jaya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Barang bukti yang diamankan yakni 27 kotak berisi sabu yang disimpan di mobil Toyota Innova warna gold, 24 kotak sabu di Toyota Innova warna hitam dan 51 kotak lainnya. Estimasi sabu yang diamankan seberat 1.000 kg atau 1 ton atau dengan nilai 1,5 trilyun.

Atas keberhasilan Polisi mengungkap penyelundupan narkoba yang sangat besar tersebut maka nyawa dan mental anak anak muda Indonesia secara tidak langsung untuk sementara dapat terselamatkan. Apa jadinya jika narkoba tersebut lolos dari pantauan polisi.

Barang haram tersebut akan beredar di masyarakat pengguna yang di tujukan khususnya kepada generasi muda kita yang notabene adalah penerus jalannya pemerintahan negara kita. Oleh karenanya, upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pemuda/pelajar dan mahasiswa kita sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama, dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.

Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah semua elemen masyarakat harus bersinergi dengan stek hplder yang ada agar setidaknya dapat meminimalisir peredaran narkoba di negara kita.

Aparat keamanan untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau dimungkinkan mengadakan razia mendadak secara rutin. Pendampingan dari orang tua pelajar/pemuda dan mahasiswa dengan memberikan perhatian dan kasih sayang kepada mereka, dengan memperhatikan pergaulan mereka.

Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran atau transaksi narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan masyarakat, sekolah dan kampus.

Pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada pelajar, siswa maupun di tingkat lingkungan dengan mengadakan kegiatan keagamaan yang lebih intens.

Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam penyalahugunaan narkoba adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap. Endingnya, generasi kita tidak menjadi target peredaran narkoba dan harapan untuk melahirkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik untuk kemajuan bangsa Indonesia.*

Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial dan Narkoba