Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Raih 6 Emas, 13 Perak dan 4 Perunggu di Pameran Inovasi Malaysia
Oleh : Redaksi
Sabtu | 13-05-2017 | 10:21 WIB
logo-01.gif Honda-Batam

PKP Developer

Logo ITEX 17. (itex.com.my)

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Peserta dari Indonesia berhasil meraih enam emas 13 perak dan empat perunggu pada pameran inovasi internasional yang berlangsung di KLCC Kuala Lumpur, Jumat (12/5/2017).

Pameran inovasi tersebut berjudul "International Invention Inovation & Technology Exhibition (ITEX 17)" dan "World Young Inventors Exhibition (WYIE)" yang diikuti sejumlah negara termasuk Indonesia dengan 24 peserta.

Peserta dari Indonesia yang meraih emas berasal dari Universitas Brawijaya sebanyak dua kali, Lazuardi Global Islamic High Scholl, IPB, Institut Teknologi dan Sains Bandung serta Unhas.

Sedangkan peserta yang meraih perak di antaranya SMA Teuku Nyak Arif Fatih, Universitas Mercu Buana dan UII Yogjakarta.

Pada kesempatan tersebut masing-masing peserta menampilkan inovasinya di antaranya inovasi desain gedung ramah lingkungan oleh Unibraw, oscilloscope simulator atau simulator untuk uji coba siswa di sekolah oleh Universitas Mercu Buana kemudian pengolah limbah laundry dari Universitas Indonesia (UI).

Mereka mengikuti lomba di Kuala Lumpur diorganisir oleh organisasi swasta Indonesia Inovation Invention Promotion Association (INOVA).

"INOVA merupakan satu-satunya asosiasi yang terdaftar dalam kegiatan ini. Kalau mereka ikut satu per satu tidak bisa. Jadi yang mengurus kompetisi dari Indonesia adalah kami," kata Direktur SDM INOVA, Winda Dyah Rahmawati.

Dia mengatakan keterlibatan pemerintah Indonesia tidak ada dalam kegiatan tersebut bahkan pihaknya pernah datang ke Dirjen Hak Kekayaan Intelektual Indonesia (DJHKI) tetapi ditolak dan harus membayar padahal yang dibawa merupakan produk yang sudah mendapat penghargaan internasional.

"Setelah kami dari DJHKI pernah ditawari paten secara gratis oleh asosiasi di Italia namun akan diubah menjadi Made In Italia cuma kami ingin memperjuangkan nama bangsa sehingga kami tolak," katanya

Dia mengatakan saat ini pihaknya telah bekerjasama dengan Universitas Mercu Buana untuk mendapatkan hak-hak paten dari karya-karya peserta dari Indonesia.

Turut hadir pada kegiatan tersebut Rektor Universitas Mercu Buana, Dr Arissetyanto Nugroho MM didampingi sejumlah dosen di antaranya Prof Darwin Sebayang dan Dr Sagir Alva.

Sumber: ANTARA
Editor: Gokli